Renungan 20 September 2021, Ibrani 13:5
Mencukupkan diri dengan apa yang telah Tuhan berikan
(Ibrani 13:5)
Tuhan telah memberikan banyak hal kepada kita untuk kita pergunakan dalam menjalani kehidupan ini. Dan Tuhan selalu setia memelihara kita dalam suka maupun dalam penderitaan, Dia tidak akan pernah membiarkan kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Namun penuturan sejarah umat Tuhan di dalam Alkitab, justru manusia yang sering meninggalkan Tuhan.
Situasi seperti itu mungkin juga terjadi hingga saat ini dalam kehidupan umat Tuhan yang disebut orang Kristen. ApalagiĀ ketika diperhadapkan dengan berbagai masalah seperti masalah ekonomi atau masalah yang lainya.
Situasi kehidupan yang selalu berubah dan di ubah yang tidak selamanya menghadirkan situasi baik sesungguhnya harus diikuti dengan situasi iman yang selalu berubah dan di ubah ke tingkat spiritual yang lebih baik. Dalam berbagai situasi kehidupan yang dinamis ini, kita akan selalu mampu menjalaninya dengan hidup dalam pemeliharaan Tuhan, sehingga dari setiap umat Tuhan secara praksis terpancar kehidupan yang penuh sukacita dan pengharapan dalam setiap situasi kehidupan melalui kreativitas.
Tetapi sungguh berbeda bila manusia tidak bisa merasakan penyertaan Tuhan apalagi diperhadapkan dengan masalah kehidupan seperti masalah ekonomi dan sebagainya. Manusia mungkin akan jatuh kepada kekuatiran yang sangat besar dan akan menjadi hamba uang dan tidak kreatif mencukupkan dirinya dengan apa yang ada pada dirinya. Manusia akan jatuh pada prinsip jika banyak uang hidupnya akan
aman, sehingga apapun dilakukan demi uang bahkan mengambil yang bukan haknya atau tidak memberikan yang sesungguhnya adalah hak orang lain.
Kita harus mengingat uang tidak jahat tetapi cinta uang itulah akar segala kejahatan. Bukan uang yang memperhamba kita tetapi kitalah yang seharusnya menguasai uang. Bagaimana kita mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita? Sebelum kesitu hendaklah kita pertama mengerti sesungguhnya apa yang ada pada kita.
Untuk mengerti sesungguhnya apa yang ada pada kita, kita harus mengidentifikasinya kekuatan dan kelemahan, untuk mengembangkan kesadaran diri kita sendiri. Karena setiap orang sesungguhnya telah diberikan Tuhan banyak anugerah, tetapi manusia itu sendiri mungkin kurang menyadarinya. Karna itu kita harus menggali potensi diri baik potensi pisik dan fisikis, terutama potensi diri antara lain intelegensi (kecerdasan, bakat, minat, dll), sifat kepribadian, kemantapan emosional, motivasi, sikap kreativitas, daya tanggap dan lain-lain.
Dewasa ini juga dikaji tentang adanya potensi kecerdasan emosional, kecerdasan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan, dan potensi keimanan atau kecerdasan spiritual. Setiap orang harus melakukan eksplorasi diri. Tetapi permasalahan yang sering terjadi: munculnya sikap negatip karna minimnya eksplorasi diri yang bisa mengakibatkan manusia jadi hamba uang atau berdiam tanpa bisa menghasilkan uang atau tidak bisa mencukupkan dirinya walaupun sesungguhnya banyak potensi dalam dirinya yang telah Tuhan berikan.
Tuhan telah memberikan banyak anugerah atau potensi kepada setiap orang, tetapi setiap orang harus mau mengeksplorasikanya sebagai jawaban dalam berbagai situasi kehidupan. Sehingga dinamika kehidupan adalah panggung umat Tuhan untuk selalu berkreasi dan mencukupkan diri di dalam Tuhan dan tidak menjadi hamba
uang. Amin
Sumber: Pdt. Yusuf Roy Turnip, M.Th.