Renungan Pagi, Senin 24 Februari 2025
Renungan STB HKBP Laguboti
Senin, 24 Februari 2025
- BN No. No. 562:1-2
- Doa Pembuka
- Ayat Bacaan Pagi: 1 Samuel 2:11- 26
- Renungan: Efesus 4:22
- Doa Syafaat
- BN No. 791:1
- Doa Penutup
Efesus 4: 22
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
Topik: Menanggalkan Manusia Lama
Pada saat Nommensen tiba di Silindung pada akhir 1863, Nommensen memulai penginjilannya di daerah Tapanuli Utara. Ia menginjili orang-orang Batak yang ada di daerah lembah Silindung dan sekitar, supaya mereka percaya kepada Yesus Kristus. Sebagai buah dari pekerjaannya, pada tahun 1864, Nommensen berhasil mendirikan Stasiun Misi di Huta Dame, Silindung. Huta Dame kemudian berkembang menjadi sebuah perkampungan bagi orang Batak yang telah menjadi Kristen.
Sebagai minoritas, orang-orang Batak yang sudah menjadi Kristen diusir oleh keluarga mereka dari kampung halaman, sehingga mereka tidak memiliki tempat tinggal. Mereka tidak berhak mewarisi harta-benda nenek moyang mereka, karena sudah
beralih keyakinan dari penyembah roh-roh leluhur menjadi pribadi yang percaya kepada Yesus Kristus. Akhirnya, Nommensen menampung mereka di perkampungan Kristen di Huta Dame.
Pada saat jumlah orang Batak bertambah menjadi orang Kristen, Nommensen menghadapi tantangan yang berat, karena tidak ada yang menjadi mitra pelayanannya saat itu. Dengan demikian, pada tahun 1866, Nommensen meneguhkan beberapa orang Sintua, Diakon, Diakones, dan Guru Sekolah Minggu untuk membantu pelayanannya. Para pelayan yang telah diteguhkan secara khusus berperan untuk mengawasi hidup jemaat agar berada dalam iman Kristen.
Mengapa hal itu perlu? Karena Nommensen melihat iman percaya orang-orang Batak tersebut masih bercampur dengan praktik hidup kekafiran. Dlam hal ini, orang-orang Batak belum sepenuhnya bisa meninggalkan kehidupan yang lama, yaitu praktik hidup kafir, padahal mereka sudah menjadi Kristen. Di samping Nommensen memilih dan meneguhkan para pelayan pendukung, Nommensen juga menetapkan Peraturan Jemaat 1866, yaitu Peraturan yang mengatur perilaku hidup warga jemaat, dan peraturan peribadahan. Dengan peraturan jemaat 1866 inilah para Penatua, Diakon, Diakones, dan para Guru Sekolah Minggu melakukan tuga pelayanan, secara khusus dalam mengawasi perilaku hidup orang-orang Batak yang telah Kristen tersebut, agar tetap kudus.
Ala bisa karena biasa, merupakan ungkapan yang mengingatkan kita bahwa sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan tidak akan mudah untuk mengubahnya. Kebiasaan-kebiasaan itu sudah mendarah daging atau membudaya. Apalagi jika kebiasaan itu telah diwariskan secara turun-temurun. Tentu kita akan sulit mengubahnya.
Hal yang demikian juga dialami Paulus dari warga jemaat Efesus. Mereka adalah orang-orang percaya yang berasal dari dunia kekafiran; sebelumnya mereka adalah orang yang percaya kepada dewa-dewi, di antaranya dewa Artemis dan dewa Aphrodite. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Paulus. Di satu sisi, Paulus bersukacita karena mereka telah menerima Injil, namun di sisi lain, Paulus merasa kecewa karena mereka belum dapat meninggalkan dan menanggalkan kepercayaan mereka yang lama, sehingga terjadi sinkritisme. Oleh karena itu, dengan keras Paulus menegur mereka agar meninggalkan kemanusiaan mereka yang lama, yaitu kemanusiaan yang terperangkap dalam pikiran kekafiran, dan hawa nafsu duniawi.
Paulus mengingatkan mereka, pada saat mereka telah menerima Yesus Kristus dan percaya kepada-Nya, pada saat itu mereka telah dikuduskan oleh Allah di dalam Yesus Kristus. Hal itu mengindikasikan bahwa manusia lama yang berada dalam hawa nafsu kedagingan yang menuntun manusia kepada kematian sudah ditanggalkan. Jika manusia lama itu sudah ditanggalkan oleh Yesus Kristus, maka
bukankah seharusnya orang-orang yang percaya kepada kepada Kristus hidup kudus? Hidup kudus adalah buah dari penebusan Yesus Kristus. Hidup kudus adalah hidup yang telah dibarui Yesus Kristus sehingga orang percaya menjadi manusia baru. Dengan kata lain, di dalam iman percaya kepada Kristus, kita juga sudah menjadi ciptaan Allah yang baru.
Kebaruan demikian juga telah kita terima dalam iman percaya kepada Yesus Kristus. Manusia kita yang lama, yang berorientasi pada dosa, kedagingan, hawa nafsu, dan kematian, telah dibarui Yesus Kristus dalam diri-Nya sendiri, yaitu di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kita telah diciptakan sebagai manusia baru; manusia yang dilahirkan di dalam Yesus Kristus. Paulus menyebutkan bahwa manusia yang telah dilahirkan baru adalah manusia yang hidupnya dituntun oleh Roh Kudus. Selanjutnya, orang yang hidupnya dituntun Roh Kudus akan menghasilkan perbuatan baik sebagai indikasi bahwa ia telah mendapat keselamatan di dalam dalam Yesus Kritus.
Oleh karena itu, secara daging kita adalah manusia lama, namun secara rohani kita adalah manusia baru, yaitu manusia yang telah dibarui Yesus Kristus. Manusia lama dan manusia baru dalam diri kita tidak bisa bersatu. Kedua entitas itu akan selalu bertentangan dan memengaruhi hidup kita. Yang menjadi pertanyaan, apakah kedagingan atau kerohanian kita yang lebih dominan memengaruhi hidup kita? Paulus mengingatkan, bahwa kita masih berjuang
dalam melawab kedaingan kita. Memang di satu sisi kita adalah manusia yang telah diselamatkan oleh Yesus Kristus, namun di sisi lain, kita masih berada dalam kedagingan kita. Jika kita tidak berhati-hati dan berjaga-jaga, maka kedagingan itu (manusia lama kita) akan kembali menguasi kita sehingga hawa nafsu dan kedagingan itu mendominasi hidup kita. Namun apabila kita memperkenankan Roh Kudus mengendalikan hidup kita dan mengorientasikan hidup kita pada pengaruh dan penguasaan Roh Kudus, maka hidup kita akan menghasilkan buah-buah baik dan pekerjaan-pekerjaan baik.
Marilah kita tanggalkan manusia lama kita, sebagai komitmen kita dalam hidup baru dan iman percaya kita kepada Yesus Kristus. Yang lama dan baru tidak akan bisa bersatu, karena yang lama berorintasi kepada kematian, dan yang baru menuntun kita kepada keselamatan dan hidup kekal. Amin.
Pdt. Dr. Romeo RP Sinaga
- Nyanyian 562:1-2, Semua Suku Bangsa
- Semua suku bangsa, muliakan TuhanMu
Semua suku bangsa, agungkan TuhanMu
- Besar kasih setiaNya kepada umatNya
Serta kemurahanNya kekal selamanya
- Nyanyian 791:1 Laskar Kristus Maju
- Laskar Yesus Kristus, majulah perang
Angkat panji kudus, salib pemenang
Kristus di depanmu, maju berperang
Salib Yesus andalanmu, pasti kau menang
Refr:
Laskar Yesus Kristus, majulah perang
Angkat panji kudus, pasti kau menang