Renungan, 5 September 2022, Efesus 6:10
KUAT DALAM TUHAN
“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” Efesus 6:10
Latar Belakang
Dalam misi penginjilannya yang ketiga, Paulus singgah di Efesus selama kira kira dua tahun dan bertemu dengan gereja mula mula di sana. Paulus menyadari bahwa jemaat yang bertumbuh bisa mendapat ancaman godaan dari luar gereja.
Pertumbuhan gereja bisa terancam karena ketika itu pada tahun 52-62 M, Efesus merupakan kota terpenting (metropolitan) di propinsi Roma wilayah Asia; ada pelabuhan yang baik menjadi pusat perdagangan ekspor-impor, sehingga di sana ramai dengan adanya para pendatang yang masuk & keluar Efesus dengan membawa latar belakang kehidupan masing-masing. Keadaan itu menjadikan Efesus sebagai tempat pusat berkembangnya politik dan agama (ada kuil Artemis/Diana yang sangat terkenal dan termasuk 7 keajaiban dunia).
Jadi, kita bisa membayangkan ragam bentuk godaan kehidupan yang dialami jemaat di Efesus.
Penjelasan Nas
Setelah Paulus meninggalkan Efesus, dia melanjutkan pengajaran kepada jemaat melalui suratnya yang dituliskan saat di dalam penjara kira kira tahun 62 M. Tujuan tulisannya agar jemaat Efesus dan para pembaca kuat dalam Tuhan. Oleh karena itu sangat penting nasihat ini: “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.” Efesus 6:10. Allah Tritunggal di dalam nama Kristus Yesus memiliki kekuatan yang besar, melebihi semua kekuatan lainnya, termasuk Artemis, dewi kesuburan yang dipuja oleh penduduk Efesus.
Pesan ini senada dengan surat Paulus kepada jemaat Korintus (2Korintus 3:4-9) yang menjadi bacaan pagi. Dia mengatakan bahwa dari dirinya sendiri, Paulus tidak sanggup melakukan pelayanan pemberitaan Injil. Kesanggupannya adalah pekerjaan Allah. Kekuatan Roh yang dianugerahkan Allah kepada Paulus untuk menjadi saksi Kristus sampai dipenjarakan oleh orang orang yang belum mengerti Injil, digambarkannya jauh lebih mulia dibandingkan dengan hukum taurat yang diberikan melalui Musa.
Implementasi
Sahabat Kristus,
Sebagaimana kehidupan jemaat di kota Efesus yang terbuka dan ramai, demikian kita hidup kini di era 4.0 yang pesat dengan kemajuan teknologi dan mau atau tak mau, menjadi terbuka terhadap keramaian berita yang simpang siur melalui berbagai media. Situasi demikian bisa membawa kita jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Misalnya, kita dapat menghakimi terhadap seseorang yang belum jelas perkaranya; kita juga bisa tergoda menghabiskan waktu sekaligus pulsa (durasi internet) untuk hal hal yang kurang penting dibandingkan mencari data mendukung pembelajaran (di STB).
Kini hidup orang semakin banyak menghabiskan waktunya untuk “melaporkan-dilaporkan” tak ingat lagi untuk doa. Menghadapi situasi kini, kita perlu kuat dalam Tuhan, untuk itu mari kita terima Firman-Nya agar mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah supaya dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis… (Efesus 6:11-20). Amin.
Penyaji: Bvr. Theresnaria Yuliatur Situmorang, dosen STB thn.2012-2016 & 2018-kini.