Renungan Pagi Senin, 23 Oktober 2023 Amos 9:15 TB2
BAHAGIA MENGINGAT JANJI KESELAMATAN KEKAL
“Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,” firman TUHAN, Allahmu. (Amos 9:15 TB2)
Syalom Sahabat Kristus.
Melalui Firman ini, mari sejenak membayangkan dan kita renungkan. Ketika kehidupan umat Israel sedang dalam puncak perluasan wilayah, stabilitas politik, kemakmuran nasional. Namun, moral etikanya mengalami kebobrokan sebab penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, sistem peradilan rusak dan penindasan terhadap orang miskin merupakan rahasia umum, korupsi terjadi di segala tingkat serta mereka menolak pertobatan (4:1-11). Dalam kondisi sosial demikian, Amos yang berasal dari kaum awam, dengan gaya hidup bersahaja sebagai seorang peternak sekaligus pemungut buah ara hutan (7:14), ia menerima misi dari Allah untuk menyampaikan hukum moral kepada umat-Nya.
Amos memberitahukan pesan Allah bahwa Israel akan menerima hukuman karena segala kesalahan mereka yang tidak menaati Allah yang telah menuntun umat-Nya keluar dari tanah Mesir (3:1-2). Tetapi bila mereka sadar/bertobat, maka hukuman Tuhan tidak akan terlaksana. “Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,” firman TUHAN. Allah akan memulihkan kehidupan umat-Nya dengan berkat yang melimpah dan menetap/permanen. Artinya, mereka tidak akan ditawan lagi oleh kerajaan atau bangsa lain. Melainkan, hidup bahagia sebagai bangsa yang merdeka dalam kasih sayang Tuhan Allah.
Tuhan memang menghajar umat-Nya ketika mereka berbuat salah. Hajaran Tuhan itu justru menunjukkan bahwa Tuhan mengasihi mereka, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi (Amsal 3:11-12;Ibrani 12:5-6 bnd. Ayub 5:17). Sejak semula Tuhan Allah mau supaya Israel mengikuti-Nya dengan kesadaran serta ketaatan penuh; mengikut Tuhan juga harus melakukan firmanNya, hidup dalam kekudusan. Dosa dan ketidaktaatan akan melemahkan dan menjadi penghalang berkat bagi umat-Nya. Dosa membuat mereka hidup tidak seturut kehendak Allah. Oleh karena itu, Tuhan menghukum mereka agar bertobat serta berbalik hanya kepadaNya. Setelah bertobat, maka hidup mereka dipulihkan. Tuhan menempatkan umat-Nya kembali di tanah yang telah diberikan Allah kepada mereka serta menganugerahkan kelimpahan berkat-Nya.
Apa berkat Tuhan untuk kita melalui Firman hari ini?
Pertama, sebaiknya kita mengikut Tuhan dengan kesadaran penuh dengan roh dan akal budi, sejak kita merasakan awal panggilan-Nya secara pribadi-pribadi. Memang biasanya seseorang akan mengalami perjalanan spiritualitas jatuh bangun dalam mengikut panggilan Tuhan. Tapi sebaiknya kita cepat sadar serta segera kembali kepada-Nya, melalui mendengar firman Tuhan. Artinya, sebaiknya jangan sampai Tuhan hukum lebih dulu baru kita bertobat.
Kedua, setelah Tuhan memulihkan kehidupan kita, mari lebih sungguh-sungguh mengikut-Nya. Jangan lagi memberi kesempatan kepada Iblis. Mari menyakini janjiNya yang akan memberkati kita secara permanen. Walaupun bukan berarti kita tidak mengalami kesulitan atau penderitaan. Apabila kita mengalami penderitaan, hendaknya jangan karena dosa kita, melainkan karena Tuhan yang menguji atau ingin semakin meneguhkan iman kita. Apapun yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan tetap baik.
Sahabat Kristus,
Bila kita kaitkan Amos 9:15 dengan nas bacaan pagi yang tertera pada kitab 2 Korintus 4:13-18. Kita bisa melihat bahwa Amos tidak tawar hati ketika nubuatannya ditolak serta dirinya diusir dari Israel (7:12). Dengan keberanian yang dipimpin Roh Allah, Amos tetap melakukan misi bernubuat terhadap bangsa Israel. Demikian juga Paulus tidak pernah tawar hati meskipun pemberitaan Injil yang dilakukannya ditolak. Dengan keberanian yang dipimpin oleh Roh Kudus, Paulus menyadari harta yang sangat dibanggakannya adalah iman kepada Kristus serta kesempatan bermisi dalam pekabaran Injil. Paulus juga berani menyatakan bahwa “penderitaan ringan yang sekarang ini, akan menghasilkan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya (termasuk harta dan jabatan), jauh lebih besar daripada penderitaan kami”(2 Kor.4:17).
Demikianlah hendaknya kita yang mengikuti panggilan khusus sebagai Hamba Tuhan dan yang sedang belajar di Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP untuk mempersiapkan diri menjadi penginjil perempuan. Harta kebanggaan kita adalah anugerah untuk percaya kepada Kristus (Filipi 1:29). Bukan seperti orang duniawi yang memiliki gaya hidup pamer (flexing). Kini kondisi sosial Indonesia yang mirip kondisi umat Allah pada zaman Amos. Kita perhatikan di media sosial serta kehidupan nyata sehari-hari banyak pribadi memamerkan hartanya. Sesungguhnya orang yang gemar memamerkan harta dan potensinya merupakan pribadi yang bermasalah secara sosial dan psikologis.
Kemungkinan mereka sedang mendongkrak rasa percaya dirinya untuk menarik perhatian orang lain/lawan jenis; atau sedang mengalami masalah kepribadian histrionik (berperilaku dramatis untuk mendapat perhatian orang lain) dan narsistik (merasa sangat penting dan harus dikagumi). Ataupun mengalami tekanan sosial, adanya tuntutan gaya hidup tertentu dalam pergaulan maupun lingkungan hidup seseorang hingga dia melakukan flexing.
Selain itu, harta kita adalah kesempatan turut menderita bagi Dia melalui misi pekabaran Injil. Dipimpin oleh Roh Kudus, kita memiliki keberanian ambil bagian dalam penderitaan bersama Kristus sehingga hidup berbahagia mengingat janji keselamatan kekal, sanggup berdirilah teguh dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! (1 Korintus 15:58).
Jadi hadiah Firman Tuhan dari Amos 9:15 dan 2 Korintus 4:13-18, kita bisa melihat janji Allah mengenai keselamatan kekal, yaitu telah dianugerahkan keselamatan sebagai harta besar dan kekal untuk kita umat-Nya yang setia mengikuti teladan-Nya sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8). Mari kita sampaikan firman ini menjadi oleh-oleh dari STB HKBP buat kerabat serta handai taulan supaya semua bahagia mengingat janji keselamatan kekal dalam Kristus Yesus. Amin.
(Bvr. Theresnaria Yuliatur Situmorang, S.Psi.,M.Psi.)
Dosen psikologi di STB HKBP Laguboti-Toba