Renungan Senin, 20 November 2023
Mazmur 119:93 “Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.”
Bapak, ibu, saudara terkasih dalam Kristus Yesus, pada nats kita hari ini merupakan ayat yang sangat indah dan penuh makna bagi kita. Mazmur ini adalah suatu renungan tentang Taurat yang dipuji sebagai anugrah Tuhan yang paling berharga. Hal yang menarik yang penting kita ketahui pada nats perikop hari ini yaitu yang berjudul “Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan”, adalah bahwa mazmur ini adalah mazmur terpanjang yang dibagi dalam 22 bait, masing-masing terdiri dari 8 baris yang diatur dan disusun menurut alfabet Ibrani. Dan renungan pagi ini terdapat pada bait ke-12 yaitu ayat 89-96 dengan susunan alfabet lamed. (Dapat kita baca dalam Alkitab Ibrani). Tentunya ini disusun sedemikian rupa indahnya sehingga bentuk sastra ini sangat disukai pada sesudah pembuangan. Tiap-tiap ayat memuat satu kata yang searti dengan “Taurat”. Taurat dalam bahasa Ibrani yaitu “torah” dengan kata jamak “torot”, yang mula-mula dipakai untuk petunjuk hidup yang diberikan oleh orangtua yang berwibawa kepada orang muda yang belum berpengalaman. Orang yang mengenal keseluruhan torah dapat dipandang bijaksana, tahu adat, dan sanggup membawa diri dengan baik dan berjalan di jalan yang benar. Hal lainnya, dalam mengajarkan torah ini merupakan tugas pokok para imam. Mereka mengetahui bagaimana menjalankan ibadah, mengenal hukum agama dan terlebih dapat menanyakan petunjuk Allah dan menyampaikan kepada orang entah melalui firman hukuman atau petunjuk hidup. Mazmur ini juga dilihat sebagai pengajaran seorang imam yang bijaksana. Dengan itu pada petunjuk dan maksud pemazmur pada ayat ini mengajak orang lain untuk mengikuti jalan yang serupa dan mengalami bahwa “firman Tuhan adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (ay. 105).
Pemazmur sungguh pecinta taurat sebagai karunia Tuhan yang unggul. Dengan sebulat hati ia menyerahkan diri kepada Taurat dan itulah jalan dia menyerahkan diri kepada Tuhan. Mazmur ini mengungkapkan kasih yang agung untuk firman Allah yang tertulis. Firman Allah disebutnya sebagai janji, perintah, pedoman, kesaksian, ajaran, hikmat, kebenaran dan keadilan, serta firman yang disajikan sebagai penghiburan, perlindungan, harta, kebahagiaan hati dan jiwa, dan pedoman hidup. Dalam ini juga kita dapatkan bahwa pemazmur mengungkapkan kasih yang mendalam bagi Allah dengan membaca dan merenungkan firmanNya. Ia mengajarkan bahwa kita akan bertumbuh dalam kasih karuni dan kebenaran hanya bila firman itu bertumbuh dalam diri kita.
Saudara terkasih dalam Yesus, ada dua hal yang ingin dikatakan nats ini kepada kita, yang pertama adalah Tidak melupakan Titah Tuhan = Berpegang teguh pada Titah Tuhan. “Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titahMu”, maka sama halnya “untuk selama-lamanya aku akan berpegang teguh pada titah-titahMu”. Sebagaimana pemazmur yang berpegang teguh pada titah Tuhan. Segala usaha, tenaga, dan kerinduan jiwa dicurahkan pemazmur untuk menggenapi prinsip hidupnya ini. Keteguhan pemazmur ini didasari oleh keyakinan bahwa segala sesuatu telah diciptakan oleh Tuhan menurut hukum-hukumNya. Maka dengan itu pemazmur memuji-muji Tuhan. Tuhan yang Mahakuasa dan tidak berubah menjadi dasar dan kekuatan hamba-hamba-Nya. Namun yang menjadi pertanyaan bagi kita semua yang ada di Persemaian ini, seberapa besarkah, sekuat apakah kerinduan dan usaha kita untuk memahami dan menaati Titah Tuhan? Apabila masalah bertubi-tubi menimpa kita, keterbatasan yang kita miliki seakan membuat kita lemah dan tidak berdaya. Apakah kita tetap berpegang teguh pada Titah Tuhan dan tidak melupakannya? Atau malah sebaliknya? Mari kita jawab dan renungkan dalam hati kita masing-masing.
Saudara terkasih ditekankan dalam ayat ini supaya Titah Tuhan sebagai bagian yang penting dalam kehidupan kita. Kecintaan akan Titah Tuhan akan membuat titah itu bertumbuh dalam hati kita dan menghasilkan buah yang baik melalui tindakan/perilaku kita. Mengapa kita sangat, sangat diharuskan untuk berpegang teguh pada titahNya? Karena dengan itulah Tuhan menghidupkan kita. Titah Tuhan yang memberikan kita pengetahuan, hikmat sekaligus kekuatan dan penghiburan yang kita butuhkan dalam menjalani kehidupan ini. Maka, dengan itu saudara terkasih mari luangkan waktu kita untuk membaca dan mendengar firman Tuhan setiap hari supaya kita dapat memahami perintah, titah yang disampaikan Tuhan kepada diri kita. Jika kita melakukannya dengan setia, kita akan merasakan manfaat yang sangat besar sama seperti yang dirasakan pemazmur. Orang fasik yang menantikan untuk membinasaannya, akan tetapi ia tidak binasa dan sengsara sebab Taurat adalah kegemarannya. Mereka diberikan hikmat, keberanian, keteguhan hati dan pengharapan. Menyadari pentingnya Titah Tuhan maka pemazmur bertekad untuk tidak melupakannya sampai selama-lamanya. Apabila masalah menimpa kita, seakan itu sangat berat dan membuat kita tidak tenang, pemazmur memberikan teladan bagi kita untuk tetap percaya dan berpegang teguh pada firmanNya. FirmanNya tak terbatas dan kekal. Segala sesuatu di dunia ini ada batasnya, namun firman Tuhan tak terbatas kesempurnaannya dan luas sekali. Dengan firmanNya, Tuhan menghidupkan kita sehingga kita tidak binasa dan sengsara melainkan beroleh keselamatan. Inilah alasan yang baik mengapa kita tidak boleh melupakan titah-titahNya, tetapi harus menghargai setinggi-tingginya apa yang sangat dihormati oleh Allah sendiri dan mengasihinya dengan sungguh-sungguh dengan apa yang telah kita dapatkan. Titah Tuhan yang memberi tenaga rohani yang membuat hidup kita bergairah, dan membuat kita semakin semangat dan giat melayani-Nya dengan penuh syukur.
Saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, marilah kita hidup seperti pemazmur yang berpegang teguh dan menyadari bahwa Titah Tuhan adalah suatu kekuatan dinamis yang memberdayakan kita bersikap dan bertindak secara tepat. Hendaklah kita merenungkan dan memberitakan Injil dan mazmur, serta bersyukur atas kasih setia Allah yang telah menerangi jalan kita. Mari kita ucapkan bersama nats kita ini untuk mengingatkan kita, kita ucapkan bersama “Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku”. Kiranya kasih karunia Allah yang memberi kita kekuatan untuk menjalankan TitahNya. Amin.
Oleh: Desi Lestari Hutagaol, S.Ag.