Renungan 04 Oktober 2021, Yohanes 6:47
Yohanes 6:47
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal
(Na tutu situtu do na hudok on tu hamu: Na porsea i do naung gabe nampuna hangoluan na salelenglelengna)
Hidup!
Bapa/ibu, saudari yang kekasih di dalam Yesus Kristus! Kita semua tentu menikmati hidup, meskipun dengan cara dan kondisi hidup yang berbeda-beda. Kita juga ingin menikmati hidup ini lebih lama lagi, dan tidak seorangpun yang ingin segera mengakhiri hidupnya, tetapi semua masih ingin menikmati hidup. Bahkan Chairil Anwar yang hanya hidup 27 tahun (1922-1949), dalam sebuah puisi, karya semasa hidupnya mengatakan “Aku Mau Hidup Seribu Tahun Lagi”. Dia merindukan hidup lebih lama lagi hingga seribu tahun lagi. Semua orang juga merindukan hidup lebih lama lagi, meskipun tidak akan mungkin sampai seribu tahun, sebab manusia tertua dalam kesaksian Alkitab saja pun hanya 969 tahun, yaitu Metusalah. Semuanya itu adalah bukti bahwa hidup di dunia ini ada batasnya, tidak ada yang kekal. Dalam hidup yang ada batas itu, masing-masing orang memaknai hidupnya dengan cara yang berbeda-beda, masing-masing orang menikmati hidup itu dengan cara yang berbeda-beda, dan masing-masing orang melakukan hal yang berbeda-beda supaya dia hidup; melakukan apapun demi sesuap nasi dengan harapan bisa menyambung hidupnya. Dia makan untuk hidup dan dia hidup karena makan!
Dalam ferikop yang dimulai dari ayat 25 ini, orang banyak sepertinya menggantungkan hidupnya atas makanan jasmani, sehingga ketika Yesus memberi makan 5.000 orang, maka orang banyak semakin yakin untuk mengikut Yesus. Memberi makan 5.000 orang ini sesungguhnya merupakan sebuah tanda mujizat yang diperbuat oleh Yesus, karena memberi mereka makan hanya dengan 5 roti dan dua ikan (ay. 1-15), namun mereka boleh makan kenyang dan makanan itu masih tersisa 12 keranjang. Demikianlah orang banyak semakin yakin untuk mengikut Yesus, bukan karena tanda mujizat itu melainkan karena mereka sudah kenyang. Mereka yakin bahwa sesulit apapun kondisi kehidupan, berarti Yesus bisa memberi mereka makan, memenuhi kebutuhan jasmani mereka. Sejak itulah mereka selalu mengikut Yesus, kemana pun Yesus pergi. Namun keyakinan mereka mengikut Yesus hanya karena makanan. Karenanya Yesus berkata: “sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti dan kamu kenyang” (ay. 26).
Di sinilah Yesus menyadarkan orang banyak itu dan juga semua orang pada zaman sekarang ini, akan arti pentingnya hidup, bahwa hidup dan kehidupan di dunia ini sesungguhnya dalam pemeliharaan Tuhan, sehingga jangan ada seorangpun yang menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk makanan dan hal-hal yang dapat binasa. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang diberikan Anak Manusia. Pekerjaan yang dimaksud adalah percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (ay. 27 + 29).
Bapa, ibu, saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus! Setelah Yesus sampai pada ajakan terhadap orang banyak untuk percaya kepada-Nya yang diutus oleh Allah, barulah mereka meminta tanda, meskipun sebelumnya Yesus telah membuat tanda dengan memberi makan 5.000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan. Tuntutan akan “tanda” yang mereka inginkan untuk diperbuat Yesus pun mereka perbandingkan dengan “tanda” yang telah diterima nenek moyangnya dahulu, yaitu manna, roti dari sorga. Lagi-lagi tuntutan mereka ini pun memperlihatkan bahwa orientasi hidup mereka adalah roti atau makanan. Yesus pun memperkenalkan dirinya sebagai roti kehidupan yang sesungguhnya yang turun dari sorga: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (ay. 35). Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (ay. 40).
Demikianlah bahwa dengan percaya kepada Yesus, kita akan mempunyai hidup yang kekal sebagaimana ditegaskan dalam nas Firman Tuhan yang menyapa kita pagi hari ini: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Yesus yang adalah roti hidup telah memberikan tubuh dan darah-Nya menjadi makanan dan minuman bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dengan percaya kepada Yesus yang adalah roti hidup itu, maka kita telah dan akan selalu makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya, yang kita terima melalui Perjamuan Kudus, sehingga kita beroleh kehidupan yang kekal. Amin!
Sumber: Pdt. Tongan Sihombing, M.Th