Renungan, 31 Januari 2022, Yeremia 32 : 17
Yeremia 32 : 17
Ah, Tuhan ALLAH ! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu !
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus !
“Iman Mampu Melihat Allah Berkarya dalam Segala Hal”. Tulisan atau perkataan ini indah, bicaranya mudah, namun dalam kehidupan ini tidak mudah melihat bahwa Allah mampu berkarya dalam segala hal. Oleh karena kita terbatas dalam hal mata, gerak, fisik, kesehatan, keuangan dan segala sesuatu. Sehingga saat menghadapi peristiwa yang tidak masuk akal, akan menjadi hal yang menantang kita. Apakah kita tetap mampu belajar percaya bahwa Allah mampu ? Oleh sebab itu, Kita mau belajar dari iman Nabi Yeremia, seorang nabi dalam Perjanjian Lama yang hidup pada masa Raja Zedekia (dari kerajaan Yehuda). Ia seorang nabi yang unik sehingga dijuluki oleh para teolog sebagai “nabi yang menangis”. Mengapa?
- Di dalam masa pelayanan Nabi Yeremia, Israel berada di ambang kehancuran. Dia hidup dalam zaman Israel akan dibuang oleh Allah ke Babel dan dihukum menjadi tawanan selama 70 tahun (angka yang sudah Tuhan tetapkan).
- Dia sering diutus untuk melakukan tindakan-tindakan simbolis yang menunjukkan penghukuman-penghukuman Allah yang akan datang. Kalau Allah memerintahkan Nabi Yeremia melakukan sesuatu, ia akan melakukannya sehingga rakyat mentertawainya. Ia dianggap seperti orang setengah gila karena melakukan hal-hal yang Allah perintahkan. Umumnya kalau kita disuruh melakukan sesuatu, kita pasti mempertimbangkannya terlebih dahulu apakah perintah itu akan memalukan kita atau tidak. Kita pasti berpikir, demikian pula dengan Yeremia. Ia berpikir,”Aduh Tuhan , perintahMu tidak logis”. Tetapi Allah berkata, ”Kamu lakukan karena Aku sedang menunjukkan kepada Israel seperti apa mereka sebenarnya. Itulah hukuman yang akan Kuberikan kepada mereka. Lakukanlah!” Nabi Yeremia pun melakukannya sehingga banyak orang Israel mengolok-oloknya dan mempermalukannya. Seorang nabi dianggap rendah karena ia mau taat kepada firman Tuhan. Kalau kita dianggap rendah dan dipermalukan karena melakukan firman Tuhan maka kita akan merasa susah. Di satu sisi hati kita mau melakukannya, tetapi di sisi lain pikiran mengatakan tidak. Seorang nabi Yeremia, ketika mau melakukan firman Tuhan dan belajar taat melakukan perintah Tuhan, banyak rakyat mencemooh dan menghinanya.
- Dari sekian banyak nabi yang dibunuh, Nabi Yeremia pernah ditangkap dan dimasukkan ke dalam sumur hanya karena firman Tuhan yang disampaikan. Banyak hal tragis yang terjadi dalam hidupnya, sehingga para komentator menjulukinya “nabi yang menangis”. Karena sepanjang pelayanannya, sepertinya tidak ada yang baik terjadi. Seolah-olah tidak ada sesuatu yang berarti terjadi karena umat Allah tidak mengerti. Mereka tidak mengerti, semuanya membelakangi Tuhan. “Membelakangi” artinya benar-benar melakukan tindakan yang mencoreng nama Allah. Mereka berzina secara rohani. Mereka melakukan tindakan-tindakan yang membuat hati Allah sakit. Setelah firman Tuhan disampaikan, Raja Zedekia kemudian menahan Nabi Yeremia. Hal ini karena Nabi Yeremia menyampaikan suatu firman Tuhan yang berbeda dari nabi-nabi lainnya. Raja Zedekia memiliki banyak nabi (juru bicara rohani). Misalnya ia mempunyai 20 orang nabi. Dari 20 orang nabi tersebut, 19 orang berkata kepada Raja Zedekia bahwa Israel akan makmur, rakyat akan sehat, ekonomi akan bangkit. Maka mendengarnya, Raja Zedekia merasa senang. Apalagi yang berkata adalah 19 orang nabi. Namun tiba-tiba Nabi Yeremia berkata berbeda. Ia berkata,”Siap-siaplah Raja Zedekia! Tuhan sebentar lagi akan merobohkan Israel dan membuat rakyatnya dibawa ke Babel menjadi tawanan perang. Israel menjadi tanah yang tandus, negeri yang tidak didiami dan hanya ditumbuhi oleh semak belukar”. Ini perintah Tuhan yang berbeda dan maknanya jelek sekali.
Nabi Yeremia berani bicara yang berbeda, karena ia mampu melihat Allah sedang bertindak membereskan dosa umat itu. Kita bisa menyembunyikan dosa kita dan memberikan ribuan alasan untuk membenarkan diri tetapi Allah tidak bisa ditipu dan Ia akan terus bertindak untuk membereskan dosa. Sebagai orang beriman, kita pasti mampu melihat Allah sedang berkarya dalam hidup untuk membereskan dosa yang seringkali dan suka kita lakukan. Dan juga kita pasti percaya bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup dan Ia selalu bertindak untuk berkarya dalam hidup kita. Ia akan membereskan dosa kita seperti Ia membereskan dosa Israel karena Ia sayang kepada anak-anakNya. Ia tidak ingin anakNya jatuh terjerumus dalam dosa yang lebih dalam lagi.
Allah sedang berkarya untuk sesuatu di masa mendatang, yang Allah sendiri sudah tetapkan itu pasti terjadi. Nabi Yeremia diberi tugas yang ‘aneh’ dari Tuhan. Sesuai dengan firman Tuhan, Nabi Yeremia membeli ladang (sepetak sawah) dengan perak padahal kota itu telah diserahkan ke tangan orang-orang Kasdim yang merupakan penduduk asli Babel. Kalau seorang pengusaha membeli sawah, maka ia mengharapkan nantinya akan memperoleh keuntungan. Nabi Yeremia disuruh Tuhan untuk membeli ladang yang akan diserahkan ke orang Kasdim dan sepertinya hal ini tidak masuk akal. Mengapa membeli karena tanahnya mau diambil oleh penjajah dan semua penduduk mau dibawa ke Babel ? Tanah dan negara Israel akan ditinggalkan porak poranda, lalu untuk apa membeli ladang? Buang -buang uang saja. Ini firman Tuhan yang aneh bukan ! Lebih baik uangnya disimpan atau digunakan untuk membeli yang lainnya. Nabi Yeremia sendiri setelah membeli akhirnya bertanya,”Kota ini akan ditinggalkan, mengapa Tuhan meminta saya membeli ladangnya? (ay.25)” Sudah membeli baru ia berpikir. Ia membeli dahulu dan mengeluarkan uang seharga 17 syikal perak (sekitar 200 gram) yang nilainya sangat berharga.
Setelah membeli baru Nabi Yeremia teringat bahwa kota itu akan ditinggalkan. Tetapi Tuhan berkata, “Belilah!” Dunia mungkin melihat hal itu sebagai hal yang sia-sia atau kebodohan dan tidak masuk akal. Walaupun situasi politik dan ekonomi tidak kondusif tetapi ia tetap membelinya bahkan ia membeli menurut aturan yang Tuhan berikan yakni dengan memanggil saksi. Lalu surat itu disimpan di dalam bejana tanah liat yang tahan puluhan tahun karena nanti 70 tahun mendatang, ladang yang akan menjadi tempat pertama yang menjadi milik orang Israel setelah pulang dari Babel (balik ke Yerusalem) sudah ada suratnya sehingga sah. Tuhan berjanji, setelah kamu pulang, semua orang akan membeli ladang. Jadi kamu tidak rugi kalau membelinya sekarang. Itu menjadi tanda bahwa Israel pasti kembali karena Tuhan yang menjaminnya. Tuhan akan buktikan dengan menyimpan dalam bejana yang tidak akan rusak selama 70 tahun (hari ini kamu tanda tangan dan 70 tahun kamu akan lihat buktinya). Kalau kita menjadi Nabi Yeremia mungkin kita berpikir juga mengapa selama itu. Itu kalau ia sehat terus tetapi bagaimana kalau sudah mati di tengah jalan? Lalu bagaimana kalau tidak balik karena 70 tahun itu waktu yang lama. Kita pasti berpikir uang itu tidak akan berputar (uang mati) selama 70 tahun. Tetapi Tuhan berkata,”Simpan karena waktu hari itu tiba kamu akan melihat dan kamu akan bersuka cita.” Allah sedang berkarya untuk sesuatu di masa mendatang yang Allah sendiri sudah tetapkan pasti terjadi, buktinya surat tanahnya masih dalam keadaan bagus. Kalau bukan orang yang taat seperti Nabi Yeremia, maka sulit melakukannya. Itu membutuhkan proses (tidak bisa melakukan dengan seketika). Perlu banyak proses dan setiap proses perlu dilewati (jatuh bangun) supaya kita belajar taat untuk hal yang sangat sulit seperti ini. Suatu hari Tuhan akan mengajar kita melewati hal yang paling sulit dalam hidup kita. Supaya kita mampu belajar taat dan melihat Allah berkarya dalam hidup kita.
Sebagai mahasiswa, sebagai hamba-hamba Tuhan, kita pasti pernah bergumul dengan iman kita akan apa yang terjadi dalam hidup kita. Menerima Firman Tuhan yang kita tahu memiliki kekuatan yang Maha dasyat. Namun di tengah kenyataan hidup yang sering bermasalah, mari seperti nabi Yeremia berkata, Ah… Tuhan Allah! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu ! Tuhan yang kita imani di dalam Yesus Kristus, pasti akan menolong kita di tengah segala pergumulan kita. Pasti akan memberikan masa depan yang penuh dengan kebahagiaan dan suka cita, Oleh sebab itu, peliharalah iman yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, supaya kita Mampu Melihat Allah Berkarya dalam Segala Hal yang terjadi dalam hidup dan kehidupan kita… Amin !!!
Sumber: Pdt. Juniar Siregar, M.Th.