Renungan Pagi, Senin, 9 September 2024
Mencari Kehendak Tuhan dalam Setiap Keputusan
2 Tawarikh 18: 4
Tetapi Yosafat berkata kepada raja Israel: “baiklah tanyakan dahulu firman Tuhan”
But Jehoshaphat also said to the king of Israel, “First seek the counsel of the Lord.”
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Renungan ini didasarkan nats yang tertulis dalam 2 Tawarikh 18:4. Dalam ayat ini, kita melihat bagaimana Raja Yosafat dari Yehuda, sebelum mengambil keputusan penting untuk berperang, terlebih dahulu mencari nasihat dari Tuhan. Ini adalah contoh yang sangat berharga bagi kita, terutama sebagai mahasiswa yang sering dihadapkan pada berbagai pilihan dan tantangan dalam hidup.
Dalam dunia yang penuh dengan suara-suara yang bersaing, kita sering kali terjebak dalam keputusan yang diambil berdasarkan opini manusia atau tekanan dari lingkungan sekitar. Namun, Yosafat mengajarkan kita pentingnya mencari kehendak Tuhan dalam setiap langkah yang kita ambil. Dia tidak hanya mengandalkan kebijaksanaan dirinya sendiri, tetapi juga mengajak para nabi untuk mendengarkan suara Tuhan.
Konteks Sejarah:
Dalam 2 Tawarikh 18, kita melihat Raja Yosafat yang memerintah di Yehuda. Dia dikenal sebagai raja yang saleh dan berusaha untuk memulihkan penyembahan kepada Tuhan di negerinya. Ketika Raja Ahab dari Israel mengajak dia berperaang menaklukkan Ramot-Gilead dia menunjukkan sikap yang bijaksana dengan mencari nasihat dari Tuhan sebelum mengambil keputusan.
Pentingnya Nasihat Ilahi:
Yosafat tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Dia mengajak Raja Ahab untuk mencari nabi-nabi Tuhan. Nabi-nabi sebahagian seperti nabi Zedekia bin Kena’ana mengatakan untuk maju berperang dan menaklukkan Ramot-Gilead. Namun ada seoranag nabi yang bernama Mikha bin Yimla (ay 7), tetapi dia dibenci oleh Raja, karena nubuatannya selalu mendatangkan malapetaka menurut sang raja Israel:
“Telah kulihat seluruh Israel tercerai berai di gunung-gunung seperti kawanan domba tanpa gembala, Tuhan telah berfirman mereka ini tidak mempunyai tuan. Baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat.” Ay 16.
Tangkap penjarakan itu Mikha (ay 25-26), selanjutnya raja Israel bergerak maju dengan Yosafat bertempur, Yosafat diserang, tetapi berteriak dan Tuhan menolongnya. Raja Ahab yang menyamar kena serangan busur pasukan Aram, dan akhirnya Ahab mati dalam peperangan.
Ini menunjukkan bahwa dalam setiap keputusan penting, kita perlu melibatkan Tuhan dan mencari bimbingan-Nya. Dalam kehidupan kita, sering kali kita dihadapkan pada pilihan yang sulit, dan kita perlu mengingat untuk tidak hanya mengandalkan akal budi kita sendiri, tetapi juga untuk mendengarkan suara Tuhan.
Mendengarkan Suara Tuhan:
Dalam ayat ini, kita juga belajar tentang pentingnya mendengarkan suara Tuhan melalui firman-Nya dan melalui orang-orang yang dipilih-Nya. Dalam konteks mahasiswa, ini bisa berarti mencari bimbingan dari dosen, mentor, atau teman seiman yang dekat yang dapat membantu kita memahami kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Menghadapi Tantangan dengan Iman:
Ketika kita mencari kehendak Tuhan, kita mungkin tidak selalu mendapatkan jawaban yang kita inginkan. Namun, kita harus percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih baik untuk kita. Yosafat, meskipun tahu bahwa berperang adalah risiko, tetap melangkah dengan iman setelah mendapatkan petunjuk dari Tuhan.
Praktik dalam Kehidupan Sehari-hari:
Sebagai mahasiswa, kita sering dihadapkan pada berbagai keputusan, baik dalam studi, karir, maupun hubungan. Mari kita berkomitmen untuk selalu berdoa dan mencari bimbingan Tuhan dalam setiap langkah yang kita ambil. Ini bisa dilakukan melalui doa pribadi, membaca Alkitab, dan berdiskusi dengan orang-orang yang kita percayai.
Kita saat ini berperang melawan kuasa si jahat, ketakutan yang ditimbulkan oleh kuasa gelap duniawi tersebut harus dimenangkan. Kita berjuang bukan melawan bangsa lain, melainkan diri kita sendiri, di dalam diri sendiri ada banyak faktor penghambat untuk kemajuan dalam mencari kehendak Tuhan;
- Keengganan untuk dikoreksi, dituntun Firman Tuhan,
- Masih percaya kepada takhyul, alam gaib, tuntunan orang pintar dan meninggalkan tuntunan para hambaNya?
- Dalam dunia yang penuh dengan pilihan dan tekanan, penting bagi kita untuk tidak hanya mengikuti arus, tetapi untuk mencari apa yang Tuhan inginkan dan malakukannya dalam hidup kita. Ini adalah panggilan untuk hidup dengan tujuan dan arah yang jelas.
Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat lebih peka terhadap suara Tuhan dalam hidup kita. Mari kita berkomitmen untuk menjadikan Tuhan sebagai pusat dari setiap keputusan yang kita buat, sehingga kita dapat berjalan dalam rencana-Nya yang sempurna. Dengan demikian, kita akan menemukan kedamaian dan berkat dalam setiap langkah yang kita ambil.
Mari kita renungkan, seberapa sering kita melibatkan Tuhan dalam keputusan kita? Apakah kita sudah cukup peka untuk mendengarkan petunjuk-Nya? Dalam perjalanan akademis dan kehidupan kita, mari kita berkomitmen untuk menjadikan Tuhan sebagai pusat dari setiap keputusan yang kita buat. Dengan demikian, kita akan menemukan arah dan tujuan yang benar, serta mengalami berkat-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Amin.
Oleh “Pdt. Maruhum Simangunsong, M.Th.”