Renungan 23 Januari 2023, Yosua 22:5
Lakukanlah dengan sangat setia ( syimru meod la’asot ) Hukum Tuhan Saudara-saudara yang terkasih ada dua makna yang kita renungkan yakni : Pertama : Mengasihi Tuhan sama diperlihatkan dengan mengasihi saudara-saudaranya teks ini ditujukan kepada suku Ruben Gad dan Manasye yang setengah telah menunjukkan loyalitas dengan menjaga keamanan dari musuh-musuh (Bil. 32:20-33, Yos. 1:16-17) saudara-saudaranya yang ada di seberang Yordan . Kenyataannya, suku Dan tidak tinggal menetap di wilayah yang diserahkan kepada mereka. Suku Efraim, tidak menduduki dan menetap di Gezer (16:3, 10, 21:21). Bahkan suku Benyamin, tidak pernah mengalahkan atau menduduki sendiri Yerusalem, sekalipun kota ini diserahkan kepada suku tersebut (18:28). Selanjutnya, kenyataan bahwa Ofra dan Ofni, dua kota yang dimiliki oleh suku Benyamin (18:23, 24), terletak tiga sampai empat mil di sebelah utara perbatasan dengan wilayah suku Efraim, menunjukkan bahwa daftar ini dibuat pada masa yang agak dini, sebelum ada pertikaian antar suku. Sementara, suku Ruben, orang Gad dan Manasye telah memiliki tanah di seberang Yordan dan telah ditaklukkan (Bil. 32:1-42, Yos. 13:8-33).Kembalinya pasukan yang telah membantu saudara-saudara mereka menduduki negeri yang dijanjikan, dikisahkan pada pasal 22 Kepedulian dan loyalitas terhadap saudara-nya menunjukkan bagaimana realisasi kasih setia kepada Tuhan dengan turut pada perintah yang disampaikan oleh hamba-Nya Yosua (lih. Yos. 22:2). Ketiga suku Israel ini menunjukkan tindakan nyata umat yang setia pada tora dengan mengorbankan jiwa mereka menjadi pasukan relawan untuk pelaksanaan perintah pendudukan warisan tanah yang diberikan Allah kepada saudara sebangsa di seberang sungai Yordan (Yos. 1:16-17). Ini tergambar dalam Bahasa Ibrani syimru me’od merupakan bentuk perintah dari akar kata kerja dari kata syamar yang artinya memelihara, menjaga sementara me’od (kata keterangan artinya sangat melebihi) sehingga artinya secara harafiah sangat peliharalah atau jagalah yang sepadan arti dengan berpaud , berbakti kepada-Nya dengan segenap hati dan jiwa.yang menuntut sebuah sikap keseriusan sungguh-sungguh seperti yang diungkapkan kata selanjutnya yakni nefesy (nyawa) dan lebab (hati) (bhs Inggrisnya tercermin dalam istilah inner man, mind, will) Maka dapat dikatakan bahwa mengasihi Tuhan dikaitkan atau diperhadapkan dengan keseluruhan jiwa nafasmu dan perasaanmu . Seperti seorang yang sedang dilanda asmara seluruh keseluruhan keinginan dan hasratnya hanya ditujukan kepada seseorang yang dikasihinya. Inilah yang di lakukan suku ruben, orang Gad dan suku Manasye yang setengah dalam menunjukkan kasih setianya kepada perintah Tuhan. Dengan melindungi saudaranya, Kasih persaudaraan yang memupukkan tali kasih dengan sesama. Kedua : Lakukanlah dengan sangat setia ( syimru meod la’asot ) Hukum Tuhan Teks ini juga menyuarakan bagaimana Mengasihi Tuhan dengan menjalankan Titah-Nya sebagai syarat utama yang ditekankan Yosua ketika mereka telah menerima warisan tanah dari Tuhan (nakhala ). Yosua melepaskan suku-suku di Timur tersebut dengan berkat (Yosua 22:6). Sebagaimana dalam teks ini. Ketika mereka akan memasuki tanah yang diberikan oleh Tuhan melalui perantara hamba-Nya Yosua (ay.6-7). Itu berarti mereka akan memulai kehidupan yang baru, maka harus punya pondasi iman yang kuat. Mereka adalah umat kepunyaan Allah (nakhala Yahweh) sepatutnya mereka menjadikan Tora adalah dasar kehidupan. Sehingga Visi hidup umat ke depan adalah Kesungguhan memperhatikan baik-baik, lihat dengan teliti dan mendengar dengan sungguh-sungguh akan peraturan dan segala hukum Tuhan (Yeh. 40:4; 44:5). Hal inilah lah yang dimaksud dengan Firman Tuhan lakukanlah dengan sangat setia tercermin dalam teks asli bahasa Ibraninya syimru meod la’asot . Saudara-saudara yang terkasih! Demikian juga halnya Firman Tuhan ini melalui teks ini mengunmandangkan kita saat ini berada dalam minggu ke empat tahun baru, dan masih terasa segar dalam ingatan bagaimana kita mengucapkan janji-janji (resolusi hidup) ketika memasuki Tahun Baru 2023 terlebih para mahasiswa sejuta janji kepada orang tua dan keluarga terucapkan di malam Tahun baru, yakni janji yang manis akan lebih sungguh-sungguh menyelesaikan perkuliaan dengan baik. Begitu juga halnya dengan memasuki Tahun akademis yang baru sejumlah janji terucapkan akan sebuah peningkatan indeks prestasi di semester baru ini. Sebagaimana seruan teks ini mulailah dengan visi kita untuk semester ini karena kita akan memulai perkuliahan minggu ini yakni. syimru meod la’asot . adalah Kesungguhan memperhatikan baik-baik, lihat dengan teliti dan mendengar dengan sungguh-sungguh semua perkuliahan yang berlangsung tetapi dimulailah; lakukanlah dengan sangat setia yaitu hukum dan Tora sebagaimana nasehat Amsal yang tertulis dalam Amsal 3:3..…jadikan itu standar semangat hidup mahasiswa yang berintegritas supaya berkemenangan dan tetap terberkati…sebagaimana Josua memberkati ke tiga suku itu memasuki tanahnya yang baru yakni kehidupan yang baru….sama halnya memulai perkuliahan dan pengajaran Tahun Ajaran yang baru….dengan metode belajar dan pengajaran yang baru … … memang sulit bagi kita untuk menjalani hari-hari yang penuh tugas dan tanggungjawab terhadap perkuliahan dan pengajaran yang harus selesai tepat waktu. Namun, pada masa sulit Firman Tuhan tidak berhenti untuk menjadi sumber sukacita, Tak ada situasi atau keadaan apa pun yang dapat membuat Firman Tuhan menjadi berkurang dalam terangnya atau berkurang dalam nilainya. Allah kita adalah Allah yang kuasa serta kasih-Nya tetap sama baik dalam situasi yang baik maupun situasi yang buruk. Namun, kita harus selalu menjaga agar nyala api Firman Tuhan senantiasa hidup di dalam hati kita. Allah adalah Allah yang setia dan Dia akan selalu membuat kita lebih dari pemenang apabila kita memercayai-Nya dan bersedia dibimbing Firman-Nya (Roma 8:37). Kira-Nya Tuhan Yesus memberkati! Amin.
By: Pdt. Yokan Bae Panjaitan, M.Th.