Renungan Pagi, Senin 27 Maret 2023 Imamat 10:10-11
Imamat 10:10-11
Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis, dan harus kamu dapat melarang kepada orang Israel segala ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan perantaraan Musa.
Syalom… Bapak ibu saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus!!
Mahatma Gandhi pernah berkata “Masa depan itu tergantung pada apa yang sedang kamu lakukan hari ini”. Perkataan dari Mahatma Gandhi ini mengingatkan kita agar kita tetap berhati-hati dalam melakukan apa hari ini, saat ini, karena itu yang menentukan bagaimana kehidupan kita untuk masa depan. Bagaimana kita bisa mendengarkan dan melakukan yang baik yang telah Tuhan Firmankan kepada kita hari ini, saat dimana Tuhan memberikan kesempatan kepada kita. Hal ini juga yang mengingatkan kita dengan pengharapan kristiani kita terhadap masa depan, setelah kita mengakhiri kehidupan di dunia ini.
Demikian yang terjadi terhadap anak-anak Harun, setelah Allah menetapkan Harun dan anak-anaknya menjadi imam atas bangsa Israel, yang melayani persembahan kurban kepada Allah. Allah telah menetapkan aturan-aturan dalam menyampaikan persembahan korban kepada Allah yang Kudus dan itu yang harus dilakukan oleh Harun dan anak-anaknya. Namun suatu ketika, anak-anak Harun, Nadab dan Abihu melakukan persembahan korban yang bukan seperti apa yang diperintahkan Allah kepada mereka, akhirnya pada saat itu juga mereka berdua, anak-anak Harun itu mati di hadapan Tuhan. Masa depan mereka berakhir dengan kematian, karena melakukan pekerjaan mereka dengan tidak benar. Kemungkinan mereka melakukan korban persembahan tersebut tidak sadarkan diri, karena telah meminum minuman keras pada saat itu,
Oleh karena itulah Allah melarang para imam meminum anggur atau minuman keras saat menyelenggarakan kebaktian. Allah menyatakan dalan nats ini “Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis dan wajib kamu dapat melarang kepada Israel segala ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan perantaraan Musa.” Membedakan, dalam bahasa Ibraninya adalah Habdil, kata ini sangat penting dalam agama Yahudi, yang menunjuk satu keyakinan mereka yang dasariah. Dan kata ini dapat dilakukan oleh orang-orang yang sadar bukan dalam keadaan mabuk akibat dari minimal minuman keras.
Ada 2 alasan mengapa para imam dilarang minum-minuman keras ketika mereka melaksanakan tugas-tugas mereka di Bait Suci :
- banyak supaya tugas-tugas itu dibuat secara tepat, benar dan bertanggung jawab. Apabila korban dipersembahkan, maka para imam memegang persembahan kudus. Dan apabila mereka mengajar, maka mereka harus bijaksana dan memakai kata-kata secara jelas supaya para pendengar mengerti. Jadi yang kedua tugas ini akan rusak apabila imam itu dalam keadaan mabuk.
- Menjauhkan ibadah kepada Tuhan dari kebiasaan-kebiasaan keagamaan orang-orang asing, misalnya orang-orang Babel, yang memakai banyak minuman keras dalam upacara mereka untuk mengalami “ektasi”, yaitu kegembiraan yang meluap-luap. Besar kemungkinan orang-orang Kanaani juga minum demikian dalam ibadah mereka.
Oleh sebab itu larangan tentang minuman keras bagi para imam ketika mereka masuk ke Bait Suci ini sangat penting. Jika para imam mabuk pada kesempatan itu, maka mereka tidak menghormati Tuhan sebagai Yang Kudus dan membawa sesuatu yang najis ke dalam tempat serta upacara yang kudus. Dengan Demikian mereka tidak dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, dan ajaran serta teladan mereka kepada kaum awam dalam hal ini menjadi salah.
Larangan kepada para imam ini juga diingatkan kepada kita di tempat ini. Bukan hanya dengan minuman keras yang membuat setiap orang menjadi mabuk dan tidak dapat membedakan hal yang baik dengan yang tidak baik. Mabuk juga bisa diakibatkan karena terlena dengan keadaan dunia ini yang sering membuat orang-orang menjadi tidak sadar. Seperti halnya bagi mahasiswa kami di STB HKBP ini. Mabuk karena melihat yang ada di media sosial, belanja di toko-toko on line. Pertama-tama, melihat-lihat dulu tapi akhirnya tergiur dan tidak sadar bahwa dia adalah seorang mahasiswa. Membeli baju, make up yang mahal-mahal, jadi lupa bahwa uang kiriman dari orang tua terbatas, akhirnya untuk membeli yang penting-penting seperti buku-buku menjadi tidak ada. Demikian juga dengan menikmati makanan yang enak-enak tapi tidak sehat, ini juga membuat tidak sadarkan diri, makanan itu bisa membuat penyakit dalam tubuhnya dan apabila sudah sakit dapat membuat kendala dalam kegiatan di kampus ini.
Kesadaran diri sangat penting bagi kita demi untuk mengembangkan diri untuk menjadi apa kita di masa depan. Supaya kita baik untuk masa depan, maka kembangkanlah dirimu dengan kesadaran melalui hikmat dari Firman Tuhan yang kita pelajari dan kita pahami pada saat ini. Apa yang kita lakukan di masa present ini, sangat menentukan apa yang akan terjadi di masa futurenya. Supaya kita dapat kita memperoleh kebahagiaan untuk masa yang akan datang, maka marilah kita berlaku bijak untuk dapat membedakan apa yang kudus dan yang tidak kudus, apa yang najis dengan yang tidak najis, apa yang baik dengan yang tidak baik. Supaya kita memperoleh hikmat dan kebijakan, yang pasti Tuhan adalah sumbernya. Raja Salomo memiliki hikmat itu karena dia meminta kepada Allah, oleh sebab itu mintalah kepada Tuhan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini yaitu hikmat dalam membedakan yang baik dan yang tidak baik, sehingga kita dapat mengajarkan ketetapan Tuhan dalam pelayanan ke depannya. Semoga Tuhan memberkati kita. Amin
Oleh Pdt. Juniar Siregar, M.Th