• Tentang STB
    • Akademik
    • Visi dan Misi
    • Contact Us
  • Prodi S1
  • Unit
    • Struktur Tata Pamong STB HKBP
    • Ketua STB-HKBP
    • Wakil Ketua I
    • Wakil Ketua II
    • Wakil Ketua III
    • Kemitraan
    • Unit Penjaminan Mutu
    • UPPM
    • Laboratorium
    • Perpustakaan
  • Kepegawaian
    • Dosen
    • Tendik
  • Download
    • Formulir Penelitian
    • Formulir PKM
    • Formulir Pendaftaran SPMB TA 2025/2026
SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP
  • Tentang STB
    • Akademik
    • Visi dan Misi
    • Contact Us
  • Prodi S1
  • Unit
    • Struktur Tata Pamong STB HKBP
    • Ketua STB-HKBP
    • Wakil Ketua I
    • Wakil Ketua II
    • Wakil Ketua III
    • Kemitraan
    • Unit Penjaminan Mutu
    • UPPM
    • Laboratorium
    • Perpustakaan
  • Kepegawaian
    • Dosen
    • Tendik
  • Download
    • Formulir Penelitian
    • Formulir PKM
    • Formulir Pendaftaran SPMB TA 2025/2026

Berita

  • Home
  • Berita
  • Renungan Pagi STB HKBP, Senin 11 Agustus 2025

Renungan Pagi STB HKBP, Senin 11 Agustus 2025

  • Date August 11, 2025

Renungan Ibadah Pagi                                                                                                                                                                                    Senin, 11 Agustus 2025

Nas: Yohanes 20:28

“Iman yang Meragu kemudian Mengaku”

Pembuka

Rekan-rekan, ada rumor beredar, katanya dalam rangka memeringati 80 tahun Indonesia merdeka, seluruh mahasiswa akan diliburkan selama satu minggu. Percaya gak? Percaya, ragu, atau tidak percaya?

Bagaimana dengan kabar kedua ini; mulai minggu depan Bapak/Ibu Dosen akan rutin memberikan tugas harian demi memaksimalkan perkembangan intelektualitas mahasiswa. Yakin gak?

Bagaimana dengan kabar ketiga ini; 10 tahun ke depan, seluruh mahasiswa STB saat ini sudah akan menjadi Bibelvrouw HKBP yang unggul dan misioner. Percaya?

Saudara/i yang terkasih, biasanya ada tiga sikap dalam merespons berita:

  • Percaya penuh.
  • Tidak percaya sama sekali.
  • Ragu-ragu sambil menimbang.

 

Nah, hari ini kita akan melihat satu contoh dari Alkitab tentang orang yang memilih sikap ketiga— ragu-ragu. Namanya Tomas, murid Yesus. Dan dari ceritanya di Yohanes 20:28, kita akan belajar bahwa iman yang sejati bisa lahir dari keraguan yang jujur.

Isi

  1. Iman yang Bertanya dan Meragu

Saudara-saudara, iman yang sejati bukan berarti kita kebal dari pertanyaan.

Kita semua, bahkan para rasul, pernah berada di titik di mana hati dan pikiran kita dipenuhi tanda tanya.

Pertanyaannya: apa yang kita lakukan dengan pertanyaan itu?

  • Iman tidak menghapus pertanyaan, tapi memilih untuk tetap percaya di tengah pertanyaan itu.
  • Iman dapat berkata, “Tuhan, aku belum mengerti… tapi aku akan tetap berpegang pada-Mu sampai Engkau sendiri memberi jawaban.”

Itulah yang kita lihat pada Tomas. Ia tidak menutup diri dari kebenaran, ia justru berkata, “Kalau memang Yesus bangkit, aku mau melihat.” Keraguannya bukanlah pemberontakan, tapi pencarian. Yesus peduli dengan pergumulan iman Tomas. Keraguan Tomas disambut oleh Yesus, sehingga Yesus menampakkan diri kepadanya. Peristiwa ini meneguhkan kita juga, bahwa ragu itu terkadang hadir seiring pergumulan yang kita hadapi.

Dalam perjalanan panjang di STB HKBP, mungkin ada masa atau akan ada masa dimana kita ragu; apakah kita bisa terus berjuang di STB, apakah mungkin jadi bibelvrouw di HKBP; apa bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang memuaskan; sementara tugas2 terasa semakin berat, kegiatan di kampus cukup padat. Kita ragu bukan karena tidak percaya pada kuasa Allah; hanya terkadang kita menggunakan ukuran manusia yang terbatas.

Seperti yang dialami Tomas. Bagi Tomas, Yesus yang tadinya dipercayainya sebagai penyelamat saja harus berakhir di kayu salib. Baginya mungkin..kok bisa Yesus wafat di kayu salib; kok bisa Yesus takluk oleh kuasa manusia?! Tomas terguncang, ia bergumul, tapi ia tidak meninggalkan komunitas imannya. Tomas meragu, tapi ia bertahan. Keraguannya bukan menjadi akhir dari imannya kepada Yesus. Hanya ia masih bergumul. Fase yang sama juga pernah dan pasti kita alami.

Karena itu, hari ini kita diingatkan bahwa meragu bukanlah berarti kehilangan iman, kehilangan kepercayaan. Meragu bukanlah akhir dari iman, selama kita terus mau berproses, terus bertanya kepada Allah, terus berjalan di dalam-Nya.

“Meragu itu wajar, tapi jangan biarkan keraguanmu menghentikan langkah imanmu di STB HKBP ini.”

  1. Pengakuan yang Pribadi

Mari kita lihat kata-kata Tomas: “Tuhanku dan Allahku!”

Ia tidak berkata, “Tuhan kita” atau “Allah kita,” tapi “Tuhanku” dan “Allahku.”

  • Perkataan tersebut menegaskan pernyataan iman pribadi, bukan sekadar ikut-ikutan komunitas.
  • Iman sejati lahir ketika kita mengalami sendiri penyataan Kristus, bukan hanya mendengar cerita orang lain.

Banyak orang mengenal Yesus secara umum, tapi belum mengakui Dia secara pribadi.

Tomas mengajarkan kita bahwa iman itu sudah semestinya bersifat personal, relasi pribadi dengan Allah, perjumpaan dengan Allah.

 

  1. Pengakuan yang Mengubah Hidup

Tradisi gereja menyatakan bahwa setelah peristiwa ini, Tomas melayani Injil sampai ke India dan mati sebagai martir.

  • Dari ragu → percaya/mengaku → memberi diri untuk misi Allah.
  • Pengakuan iman yang datangnya dari hati akan menentukan arah hidup kita. Jika kita sungguh mengimani Allah, maka kita bersedia hidup di jalan-Nya Allah.
  • Kita tidak bisa berkata “Tuhanku” tanpa menyerahkan kendali hidup kepada-Nya, dan kita tidak bisa berkata “Allahku” tanpa mempercayai-Nya sepenuhnya.

Kesimpulan dan Penutup

Saudara-saudara yang terkasih, kisah Tomas mengingatkan kita bahwa keraguan bukanlah musuh iman—justru bisa menjadi jalan menuju pengakuan iman yang lebih dalam. Keraguan yang jujur, seperti yang dialami Tomas, membuka ruang bagi Yesus untuk meneguhkan hati kita. Iman yang sejati tidak lahir dari jawaban instan, tetapi dari perjalanan mencari, bergumul, dan akhirnya mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus.

 

Tomas berangkat dari rasa ragu, lalu berani berkata, “Tuhanku dan Allahku!”—sebuah pengakuan yang mengubah arah hidupnya. Dari murid yang sempat bimbang, ia menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi. Itulah yang Tuhan rindukan dari kita: iman yang terus bertumbuh, iman yang menjadi milik pribadi, dan iman yang mendorong kita untuk mengabdi sepenuhnya dalam panggilan-Nya.

Di STB HKBP, mungkin kita akan melewati masa-masa ragu, lelah, atau tertekan. Namun, seperti Tomas, mari kita tetap bertahan di komunitas iman, terus mencari Tuhan, dan membuka hati bagi karya-Nya. Sebab, di balik setiap keraguan yang kita bawa kepada Yesus, ada kesempatan untuk mengalami-Nya lebih dekat dan mengaku, “Tuhanku dan Allahku!”

Kiranya keraguan kita tidak menjadi penghalang, melainkan batu loncatan menuju iman yang lebih teguh, pengakuan yang lebih pribadi, dan pelayanan yang lebih setia. Amin.

 

  • Share:
author avatar
stbibelvrouw

Previous post

Seminar Proposal STB HKBP TA 2025/2026
August 11, 2025

Next post

Renungan Pagi, Senin, 25 Agustus 2025
August 25, 2025

You may also like

Seminar Proposal STB HKBP TA 2025/2026
6 August, 2025

Hari ini tanggal 5 Agustus 2025, telah dilaksanakan Seminar Proposal kepada Mahasiswa Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP, adapun rangkaian kegiatan ini …

Intensive English Program
14 July, 2025

Praise be to God, so that STB HKBP can start Intensive English Program (IEP) TA. 2025/2026, with: Theme: “Speak to …

Logo-STB-terbaru- (2)
Pengumuman Tahap I Penerimaan Mahasiswa Baru STB HKBP
3 July, 2025

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact Us

SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP

Jln. Partahan Bosi Hutapea No. 1 Laguboti 22381
Toba Samosir-Sumatera Utara-Indonesia
Email:stb.hkbp
Telp.0632-331502

Official Site by Webmaster @ Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP.