• Tentang STB
    • Akademik
    • Visi dan Misi
    • Contact Us
  • Prodi S1
  • Unit
    • Struktur Tata Pamong STB HKBP
    • Ketua STB-HKBP
    • Wakil Ketua I
    • Wakil Ketua II
    • Wakil Ketua III
    • Kemitraan
    • Unit Penjaminan Mutu
    • UPPM
    • Laboratorium
    • Perpustakaan
  • Kepegawaian
    • Dosen
    • Tendik
  • Download
    • Formulir Penelitian
    • Formulir PKM
    • Formulir Pendaftaran SPMB TA 2025/2026
SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP
  • Tentang STB
    • Akademik
    • Visi dan Misi
    • Contact Us
  • Prodi S1
  • Unit
    • Struktur Tata Pamong STB HKBP
    • Ketua STB-HKBP
    • Wakil Ketua I
    • Wakil Ketua II
    • Wakil Ketua III
    • Kemitraan
    • Unit Penjaminan Mutu
    • UPPM
    • Laboratorium
    • Perpustakaan
  • Kepegawaian
    • Dosen
    • Tendik
  • Download
    • Formulir Penelitian
    • Formulir PKM
    • Formulir Pendaftaran SPMB TA 2025/2026

Renungan

  • Home
  • Renungan
  • Renungan Pagi, Senin, 17 November 2025

Renungan Pagi, Senin, 17 November 2025

  • Date November 20, 2025

Markus 9 : 35

Laos hundul ma Ibana, dijou ma na sampulu dua i, didok ma tu nasida: “Ia i na naeng gabe parjolo di Rohana, dibahen ma ibana parpudi jala naposo ni saluhut donganna.”

 

Lalu Yesus duduk dan mengambil kedua belas murid itu, Kata-Nya kepada mereka:” Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”

 

 

Dalam diri manusia ada sifat kompetetif, yaitu dorongan intrinsik untuk menjadi yang terbaik, melampaui orang lain, dan mencapai prestasi gemilang. Sifat kompetetif itu dipengaruhi oleh tiga faktor, pertama adalah  faktor biologis, dimana manusia cenderung untuk bertahan hidup, manusia bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan kebutuhan makanan. Kedua faktor sosial, dimana manusia berkompetisi untuk menjadi yang terbaik, setiap orang yang meraih nilai terbaik akan mandapatkan posisi teratas bahkan penghargaan. Ketiga, yaitu faktor pemenuhan diri, manusia bersaing menjadi yang terbaik untuk mendapatkan pengakuan dan pembuktian diri. Hal yang kompetetif itu juga terjadi pada perkumpulan murid Yesus, sebagaimana dituliskan dalam Markus 9 ini.

 

Saudara yang terkasih, pada firman ini diceritakan tentang Yesus yang saat menjadi terkenal, menjadi bahan percakapan khalayak ramai karena Yesus menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia, Yesus bahkan juga mengusir roh-roh jahat. Akibatnya, Yesus sangat dipuja banyak orang, sehingga kemanapun Yesus pergi maka disitulah orang banyak menanti, serta mengeluelukanNya. Hal itu membuat para murid menjadi sangat senang bahkan para murid terlena dengan keterkenalan Yesus kala itu, mereka berpikir bahwa akan segera tiba waktu dimana Yesus akan menjadi Raja dan mereka sebagai orang terdekat Yesus akan turut merasakannya. Maka merekapun akan dihormati seperti Yesus dihormati banyak orang. Dibalik kemahakuasaan Yesus, para murid menyelipkan keinginan untuk juga dihormati seperti Yesus, mereka berharap dapat menjadi orang terbesar setelah Yesus. Dan untuk mencapai itu, mereka bersaing satu dengan yang lain untuk menjadi yang terbesar setelah Yesus. Itulah yang diperbincangkan para murid ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju Kapernaum.

 

Yesus sesungguhnya tahu apa yang sedang mereka perbincangkan namun Yesus mencoba untuk mendengar langsung dari para murid, sehingga Yesus bertanya: ”Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?.”  Namun para murid tidak mau menjawab. Situasi itu mungkin tidak mudah bagi para murid menjelaskannya, itulah sebabnya Yesus mencoba untuk berbicara dengan baik-baik dan tanpa jarak, Yesus duduk dan memanggil para murid lalu berkata: ”Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya.” Yesus tampak memahami apa yang diperdebatkan oleh muridNya. Manusia memang cenderung berjuang untuk menjadi yang terbesar, terutama dan terbaik, sebab dunia memang memperlakukan yang terbaik, terbesar dan terutama itu berbeda, akan lebih dihargai. demikianlah tentang keinginan para murid untuk menjadi yang terbesar itu dikritiki oleh Yesus. Jika dunia cenderung berjuang menjadi yang terbesar, terbaik dan terutama agar dihormati dan disegani maka bagi Yesus, jika manusia ingin menjadi yang terdahulu maka hendaklah mereka menjadi yang terakhir dan menjadi pelayan bagi semua. Artinya, yang utama bagi Yesus bukan untuk menjadi terkenal dan terhormat, namun yang paling utama adalah kerendahan hati dan melayani orang lain dengan tulus.

Saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus, melalui firman ini ada beberapa hal penting untuk diperhatikan:

  1. Yesus duduk dan mengajar para murid

Yesus duduk, Dia berbincang dengan murid tidak hanya sekedar memberikan informasi. Namun Ketika Yesus duduk ini menunjukkan bahwa Yesus sungguh ingin mengarahkan jalan berpikir murid agar mereka tidak keluar dari ajaran Kristus. Dia mengambil waktu yang tenang bersama murid agar murid mengerti. Sikap Yesus, menjadi teladan untuk menghargai pendapat orang lain tanpa harus bersikap arogan meski tidak sepaham. Yesus tahu apa yang dipikirkan oleh murid, Yesus juga tahu bahwa yang diinginkan murid tidak tepat, namun Yesus tidak marah dan menyalahkan para murid, justru disaat itulah Yesus mengajak murid untuk berbicang dan mengajar. Dengan begitu, murid dapat leluasa mendengar pengajaran Yesus dan mengerti maksudNya. Dalam hal ini kita belajar, ada kalanya Ketika terdapat ketidaksepahaman dengan orang lain, kita bersedia memberi diri mendengar, duduk bersama dan mengajar sehingga sesuatu yang keliru dapat diperbaiki.

  1. Yesus berkata: “”Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu hendaklah dia menjadi yang terakhir”. Hubungan Yesus dengan para murid adalah dalam lingkup misi Allah, dan pekabaran Injil. Yesus ingin mengajarkan pada muridNya, bahwa hal Kerajaan Allah berbeda, jika dunia mencari yang terbaik untuk dihormati dan dihargai namun berbeda dengan pengajaran Injil. Kebesaran dalam Injil Allah bukan harus menjadi lebih baik, lebih tinggi dari orang lain tetapi ketika kita bersedia merendahkan diri untuk melayani orang lain. Kehormatan kita tidak ditentukan pada posisi kita yang harus menjadi terdepan, inilah yang disebut Yesus dengan kerendahhatian. Hal itu dinyatakan Yesus dalam pelayanannya, ketika Dia merendahkan dirinya dan membasuh kaki para murid (Yoh. 13), menggambarkan bahwa pemimpin yang sejati adalah yang bersedia merendahkan diri melayani dan bukannya mencari kehormatan pribadi. Yesus menegur para murid, untuk tidak melihat pelayanan yang sedang mereka lakukan sebagai sebuah kesombongan iman, seolah dengan pelayan itu menunjukkan diri mereka lebih tinggi dari yang lain. Yesus yang saat itu dielukan dan dikagumi oleh banyak orang, namun tidak membuat Yesus menjadi sombong sebab bagi Yesus Dia hanyalah Anak Allah yang melayani. Bukan penghormatan dan pelayanan. Inilah yang Yesus inginkan dari para murid, untuk tidak menghiraukan dirinya pada penilaian dunia tapi mengutakan diri melakukan kehendak Allah.

 

Lalu, apakah Yesus tidak setuju dengan manusia yang berjuang untuk menjadi yang terdahulu, terbaik? Tidak demikian, Yesus tidak menolak tindakan untuk saling berkompetisi, menjadi yang terbaik. Kita boleh tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik, namun biarlah itu dilakukan untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk mencari penghormatan apalagi merendahkan orang lain. Dengan demikian, firman ini mengajak kita untuk melihat bahwa berada dalam pelayanan bersama Yesus bukanlah untuk mendapatkan pujian dan penghormatan dari orang lain, seperti yang  para murid pikirkan. Tetapi marilah kita melayani dengan kerendahhatian dan ketulusan. Amen

 

Pdt. Jimmy Marshal Tambunan, M.Th.

  • Share:
author avatar
stbibelvrouw

Previous post

STB HKBP Perkuat Pemahaman Ekumenis Mahasiswi Semester VII melalui Perkuliahan Oikumenika
November 20, 2025

Next post

Mahasiswi STB HKBP Laksanakan Kunjungan Gereja dan Mengikuti Pesta Gotilon di HKBP Hutahaean
November 20, 2025

You may also like

Yesus datang
Renungan Pagi, Senin, 10 November 2025
10 November, 2025
peter
Renungan Pagi, Senin, 03 November 2025
3 November, 2025
doaaaaaaaa
Renungan Pagi Senin, 27 Oktober 2025
27 October, 2025

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact Us

SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP

Jln. Partahan Bosi Hutapea No. 1 Laguboti 22381
Toba Samosir-Sumatera Utara-Indonesia
Email:stb.hkbp
Telp.0632-331502

Official Site by Webmaster @ Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP.