Renungan Pagi, Senin 5 Februari 2024 Zakharia 1:3
KEMBALI KEPADA TUHAN SEMESTA ALAM
“Sebab itu, katakanlah kepada mereka:
Beginilah firman TUHAN Semesta Alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah
firman TUHAN Semesta Alam, maka Aku pun akan kembali kepadamu,
firman TUHAN Semesta Alam. (Zakharia 1:3 TB2)
Syalom Sahabat Kristus.
Dari teks Zakharia 1:3 di atas, bisa menuntun kita kepada tiga pertanyaan:
Siapa yang berfirman?
Apa isi firman itu?
Siapa utusan penyampai firman?
Mari kita simak dan telaah satu persatu.
- Siapa yang berfirman?
Teks di atas dengan jelas menulis bahwa sumber firman adalah Tuhan. Gelar yang digunakan untuk Tuhan adalah TUHAN Semesta Alam. Alkitab versi NLT (New Living Translation) menulis the LORD of Heaven’s Armies (artinya:Tuhan tentara sorga, Tuhan Panglima Bala Tentara Sorga). Ini lebih mendekati arti bahasa Ibraninya יְהוָ֣ה צְבָא֔וֹת (WTT), (membacanya: yhwh(´ädönäy) sebä´ôt (Zec 1:3 BHT)). Ini dipakai untuk menekankan ke-Mahabesaran dan ke-Mahakuasaan Tuhan.
Gelar itu menunjukkan tidak ada yang sebanding denganNya. Sebenarnya cukup sekali saja gelar itu dipakai sudah kuat isi firman yang disampaikan. Harus ditaati oleh bangsa Yehuda, karena yang menyampaikan adalah Tuhan Semesta Alam atau Tuhan Panglima Bala Tentara Sorga, yaitu Allah Yang Maha Kuasa. Tidak ada allah lain atau berhala yang sebanding atau pantas disejajarkan dengan-Nya. Tetapi dalam teks yang singkat ini, 3 kali gelar itu diulang. Tujuan pengulangan tersebut adalah menunjukkan bahwa firman ini sangat penting dan sangat kuat disampaikan. Jika melakukannya, bangsa Yehuda akan diberkati. Namun, sebaliknya akan dihukum jika tidak melakukan firman Tuhan.
- Apa isi firman itu?
Firman yang disampaikan adalah: Kembalilah kepada-Ku. Bentuknya adalah perintah/imperative yang sangat tegas/jelas. Firman ini bukan bertanya atau mengajak, bukan juga memberi pilihan. Melainkan perintah. Artinya harus diikuti oleh bangsa Yehuda yang menerima firman itu. Tuhan membandingkan dengan nenek moyang mereka (ay.2) yang telah mendengarkan firman ini, namun mereka menolak. Walaupun Tuhan tidak memaksakan perintahNya ini. Namun karena ke-MahakuasaanNya, maka nenek moyang mereka harus menerima akibat ketidaktaatannya. Yaitu: bangsa Yehuda sampai dibuang ke Babel. Jadi firman Tuhan yang tidak ditaati itu akan membawa kerugian bagi mereka yang tidak menaatinya.
Kemudian firman itu diikuti dengan maka Aku pun akan kembali kepadamu. Artinya Tuhan pasti menggenapi firmanNya ini. Ini ditulis sebagai akibat dari tindakan taat umatNya.
Hal ini juga bisa dikatakan sebagai nubuat atau janji Tuhan kepada umatNya jika mereka kembali kepada Tuhan. Jadi yang pasti ada dua hal yang terjadi kepada bangsa Yehuda jika mereka kembali kepada Tuhan. Pertama, hukuman seperti yang telah mereka alami dihancurkan musuh dan sampai dibuang ke Babel, tidak akan dialami lagi. Kedua, Tuhan akan kembali kepada mereka. Artinya Tuhan akan ada di tengah-tengah mereka.
Inilah berkat terbesar, di mana Tuhan hadir di tengah umatNya. Inilah yang dialami bangsa Israel pada waktu mau keluar dari perbudakan Mesir dan dalam perjalanan menuju tanah Perjanjian. Karena Tuhan ada di tengah-tengah mereka, maka tidak ada bangsa lain yang sanggup menghadapi mereka. Karena Tuhan ada di tengah mereka maka pemeliharaan Tuhan sempurna. Karena Tuhan ada di tengah mereka maka mujizat-mujizat terjadi untuk mereka.
Jadi dengan jaminan diriNya atau namaNya sendiri, yang sampai 3 kali disebutkan dalam teks ini, Tuhan pasti melakukan itu untuk bangsa Yehuda. Tuhan pasti memulihkan dan membuat Yehuda jaya lagi setelah kembali dari pembuangan Babel akibat dosadosa nenek moyang mereka.
- Siapa utusan penyampai firman?
- Utusan yang Tuhan tugaskan untuk menyampaikan firman ini adalah nabi Zakharia. Memang di dalam pasal 1:3 tidak jelas disebutkan namanya. Tetapi pada ayat 1 jelas namanya disebut. Mengapa kita perlu memperhatikan khusus poin ini? Karena untuk menjadi utusan penyampai firman adalah tidak mudah. Contohnya pada zaman nenek moyang mereka, ada nabi-nabi Yesaya dan Yeremia. Hidup mereka sangat berat karena tugas ini.
Banyak tekanan atau penderitaan yang mereka alami. Yeremia misalnya sampai ditangkap dan dikurung dalam sumur yang berlumpur. Karena bangsa Yehuda menolak firman Tuhan.
Zakharia (arti namanya Tuhan mengingat). Selain sebagai nabi, dia juga adalah seorang imam. Dibutuhkan keberanian, sedia berkorban, ketulusan dan hidup benar untuk menjadi utusan penyampai firman. Dalam Matius 23:35, nabi Zakharia dibunuh oleh bangsa Yehuda sendiri.
Sahabat Kristus.
Mari kita hubungkan atau bandingkan ayat renungan Zakaria 1:3 hari dengan ayat bacaan pagi Lukas 7:24-30. Nabi Yohanes Pembaptis di Perjanjian Baru. Dia adalah nabi pertama setelah 400 tahun lebih setelah nabi Maleakhi, Tuhan tidak berbicara kepada umatNya melalui nabi. Yohanes artinya Tuhan adalah pemurah atau anugerah Allah. Dia juga seorang Lewi atau bergaris keturunan imam. Hal ini bisa kita ketahui dari ayahnya yang bernama Zakharia yang melayani sebagai imam.
Walaupun singkat, kisah hidup Yohanes pembaptis sebagai nabi atau utusan penyampai firman adalah tidak mudah. Ia harus lebih mengutamakan hubungan dengan Tuhan dari pada dengan sesama. Dia hidup kudus sehingga dia hidup sederhana dan di tempat yang sepi. Dia dengan berani menyampaikan firman Tuhan dengan apa adanya kepada siapa saja, termasuk raja wilayah yang kejam, yaitu Herodes. Akibatnya dia ditangkap, dipenjara dan dipenggal kepalanya. Namun, Tuhan Yesus memujinya (Lukas 7:28).
Sebagai hamba Tuhan serta calon-calon hambaNya, kita harus terus merenungkan panggilan sebagai utusan penyampai firman. Satu hal kita harus bangga dengan itu. Karena itu adalah pilihan Tuhan yang istimewa untuk pribadi kita.
Tapi hal lain, kita harus menjaga panggilan itu dengan hidup benar, tulus, berani dan mau berkorban. Yang paling penting adalah kita harus lebih mengutamakan hubungan kita dengan Tuhan dari pada sesama. Jangan juga kita meninggalkan panggilan kita karena tantangan atau godaan.
Artinya, jangan sampai kita kompromi dengan dosa. Seperti pada masa ini, sembilan hari lagi menuju PEMILU banyak uang beredar untuk “membeli suara”; atau tidak menyampaikan firman dengan benar karena lebih memperhatikan hubungan dengan sesama (takut kepada manusia); apa lagi jika untuk mencari keuntungan sendiri. Perhatikan bagaimana nabi Zakharia melayani sebagai nabi dan imam (di gereja) dan nabi Yohanes Pembaptis (wilayah zending gereja). Walaupun hal yang buruk belum tentu terjadi, tetapi kita harus sudah mempersiapkan hati untuk hal terburuk sekalipun. Supaya kita tetap bertahan dan menyenangkan Tuhan. Berita yang paling kuat adalah perbuatan kita menjadi teladan.
Sambil merenungkan pertanyaan ini: “Apakah kita sudah menjadi teladan?” Mari kita sampaikan firman ini menjadi oleh-oleh dari STB HKBP buat kerabat serta handai taulan supaya semua kembali kepada Tuhan Semesta Alam. Amin.
Bvr. Theresnaria Yuliatur Situmorang, S.Psi.,M.Psi.
Dosen psikologi di STB HKBP Laguboti-Toba