Renungan Pagi Senin 3 April 2023, Deuteronomy 32:10
Khotbah atau Renungan pada Ibadah pagi STB HKBP, Senin 03 April 2023
Sermon Texs: Deuteronomy 32:10 :
In a desert land he found him, in a barren and howling waste. He shielden him and cared for him; he guarden him as the apple of his aye. (NIV)
The Lord found him in a desolate land, in an empty wasteland where animals howl. He continually guarded him and taught him; he continually protected him like the pupil of his eye”
Didapatinya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara (Bhs. Batak: Parauangan ni angka binatang). Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaha-Nya sebagai biji mata-Nya.
Preaching.
This Nast is a part of the songs of Moses which tells of God’s majesty, kindness and faithfulness to His people Israel who faithfully cared for and guarded them when they were on their way out of the land of slavery in Egypt to the land of Canaan, namely the land that God had promised to give to Abraham as Israelite ancestors.
This song, which contains the goodness and faithfulness of God, was recited or told by Joshua when he was preparing the Israelites to enter the land of Canaan or across the Jordan River.
We know that Israel is the people that God chose from all the people in this world to become God’s people. Through Moses, God brought Israel out of slavery to the Promised land, namely the Land of Canaan, so that there God would care for and lead them to become a great and blessed nation among all nations.
For about 40 years, Moses led Israel from Egypt to Canaan, during that journey it was evident that God’s power, goodness and faithfulness guided and cared for His people Israelites. In the wilderness they did not find water to drink but God provided for their drink from a rock, there was no food but God gave food in the form of manna and meat, namely quail. God brought a pillar of fire at night so they wouldn’t be in darkness, and during the day God brought a pillar of cloud so they wouldn’t get too hot. He surrounded them, watched over and guarded them from wolves or wild animals, even other nations who were enemies of Israel were defeated by God, He guarded them like the apple of His eye and nothing escaped His guard. But what and how did the Israelites respond to that? The Israelites did not show their loyalty and obedience to God’s commands and laws. They rebel, they do things that are not good and acceptable before God, never grateful for God’s inclusion, and even always grumble to demand something according to their wishes. Finally God was angry, by punishing all the Israelites who were disobedient, who did not do God’s law, who were disloyal to God and even Moses was also punished and died on that journey (on Nebo hill). They only looked at the land of Canaan from across the Jordan. They rebels are no longer allowed to enter the land of Canaan. The story of this event was repeated again by Joshua in the midst of the Israelites in preparation for entering the land of Canaan with the aim of:
- So that the remaining Israelites know how good and faithful God is who always protects and cares for His chosen people, even guarding them like guarding the apple of His eye. We know, pupil’s/apple’s eyes are very important in our lives, and very sensitive. If our eyes are damaged or has problem, we can no longer see. Thus, God’s chosen people are very guarded by Him, and no one escapes His guard, so that no nation or enemy can disturb and kill them.
- Teach the song of Moses to the Israelites to encourage them in the coming days that God’s work is perfect, His ways are true, His laws are just, and His faithfulness is from generation to generation. And so that the Israelites would not leave God and violate His commandments. In other words, so that the Israelites would continue to believe and be faithful to the Lord God alone. Even though later when they arrive in the land of Canaan, surrounded by other nations with other gods they are not tempted and will still worship the Lord God of Israel.
- Remembering that God is also very angry with His people who are unfaithful to Him, who always rebel and grumble, who are never grateful for God’s gifts. God punished them for not even allowing them to enter the promised land. The sacrifices or the hard work of Moses and the Israelites for around 40 years in the wilderness journey were in vain because of their unfaithfulness until to the end.
Brothers and sisters who are loved by the Lord Jesus. From the song of Moses, today’s devotional text that Moses sung in the among ears of the Israelites several thousand years ago, of course there are many wise lessons that we can learn from that song, namely about God’s love and faithfulness who cares for His people and who cares for us until now.
We are precious before God. All believers who believe in Jesus Christ are precious before God. Allah does not discriminate between humans based on caste or level of rank in society. For God there are no kings, nobles, officials or common people. All are equal before Him, because we are the apple of His eye, which have been redeemed through the blood of Jesus Christ and He has adopted to be His chosen children.
We as people, God’s chosen children, we must know and remember, that in our journey as pilgrims in this world, in this era, there are many traps, trials, temptations that we will face in our Christian life, in maintaining our faith in promises. – God’s promise. Lust, the flow of time is so swift, strongly affects our faith. May we guard our eyes and our hearts by holding fast to the truth of God’s word, and holding fast that we are the very precious apple of God’s eye. He has guarded us and given us life.
The Lord Jesus will always help us through all kinds of life situations. He will accompany our journey to His beautiful and glorious plan. Therefore say to ourselves: “I am the apple of God’s eye! Thank you Lord.” Amen.
Bahasa Indonesia.
Nast ini adalah sebagian dari nyayian Musa yang menceritakan keagungan, kebaikan dan kesetiaan Allah terhadap umaNya Israel yang setia memelihara dan menjagai mereka ketika mereka dalam perjalanan keluar dari tanah perbudakan di Mesir menuju tanah Kanan, yaitu tanah yang telah dijanjikan Tuhan dahulu untuk diberikan kepada Abraham nenek moyang Israel.
Nyanyian yang berisikan kebaikan dan kesetiaan Tuhan ini diceirakan kembali oleh Yosua ketika dalam persiapan memasuki tanah Kanaan atau diseberang sungai Yordan
Kita tau bahwa Israel adalah umat yang dipilih Allah dari seluruh umat di dunia ini menjadi umat Allah. Melalui Musa Allah membawa Israel keluar dari perbudakan menuju tanah Perjanjian yaitu tanah Kanan supaya di sana Tuhan memelihara dan memimpin mereka menjadi suatu bangsa yang besar dan yang terberkati di antara seluruh bangsa-bangsa.
Selama lebih kurang 40 tahun Musa memimpin Israel dari Mesir menuju Kanaan, selama diperjalanan itu nyata benar kuasa Tuhan, kebaikan dan kesetiaan-Nya menuntun dan memelihara umat-Nya. Di padang belantara mereka tidak menemukan air untuk diminup tetapi Tuhan sediakan untuk minuman mereka dari gunung batu, tidak ada makanan tetapi Tuhan berikan makanan berupa manna dan daging yaitu burung puwuh. Tuhan mendatangkan tiang api pada malam hari supaya mereka tidak dalam kegelapan, dan pada siang hari Tuhan mendatangkan tiang awan suapaya mereka tidak kepanasan. Dikelilinginya mereka, diawasi dan dijagai dari serigala atau binatang buas, bahkan bangsa-bangsa laian yang menjadi musuh Israel ditaklukkan Tuhan, dijagai-Nya mereka seperti anak biji mata-Nya dan tidak ada yang terluput dari penjagaan-Nya.
Tetapi apa dan bagaimana respon umat Israel akan hal itu? Umat Israel tidak menunjukkan kesetiaanya dan ketaatannya kepada perintah dan hukum Tuhan. Mereka berontak, mereka melakukan hal-hal yang tidak berkenaan di hadapan Tuhan, tidak pernah bersyukur atas penyertaan dan pemeliharaan Tuhan, bahkan selalu bersungut-sungut untuk menuntut sesuatu yang sesuai dengan keinginan mereka. Akhirnya Tuhan murka, dengan menghukum semua umat Israel yang tidak patuh, yang tidak melakukan hukum Tuhan, yang tidak setia kepada Tuhan bahkan Musa pun ikut dihukum dan mati dalam perjalanan itu (di bukit Nebo). Mereka hanya memandang tanah Kanaan dari seberang sungai Yordan. Mereka para pemberontak tidak lagi diijinkan memasuki tanah Kanaan itu.
Cerita kejadian itupun diulang kembali oleh Yosua di tengah-tengah umat Israel dalam persiapan memasuki tanah Kanaan dengan tujuan:
- Supaya umat Israel yang tersisah ini mengetahui betapa baiknya dan setianya Tuhan itu yang selalu melindungi, memelihara umat pilihan-Nya, bahkan menjaganya seperti menjaga biji mata-Nya. Kita ketahui, anak mata itu sangat penting dalam kehidupan kita, dan sangat sensitive. Kalau sudah rusak anak mata kita, kita tidak bisa lagi melihat. Demikian umat pilihan Allah sangat dijagaNya, dan tidak ada seorang pun yang terluput dari penjagaan-Nya, sehingga tidak ada suatu bangsa apa pun, dan mususuh apa pun yang dapat mengganggunya dan mematikannya.
- Mengajarkan nyayian Musa kepada umat Israel untuk menyemangati mereka di hari-hari mendatang bahwa pekerjaan Tuhan itu sempurna, jalan-Nya benar, hukum-hukum-Nya adil, dan kesetiaan-Nya dari generasi ke generasi. Dan supaya umat Israel tidak meninggalkan Tuhan serta melanggar perintah-perintahnya. Dengan kata laian, supaya umat Israel tetap percaya dan setia kepada Tuhan Allah saja. Walaupun nanti setibanya di tanah Kanaan, dikelilingi oleh bangsa-bangsa lain dengan ilah-ilah lain mereka tidak tergoda dan akan tetap menyembah Tuhan Allah Israel.
- Mengingat bahwa Tuhan juga sangat murka terhadap umat-Nya yang tidak setia kepada-Nya, yang selalu berontak dan bersungut-sungut, yang tidak pernah mensyukuri pemberian Tuhan. Tuhan menghukum mereka bahkan tidak mengijinkan untuk masuk ke tanah perjanjian itu. Pengorbanan Musa dan umat Israel selama lebih kurang 40 tahun di perjalanan padang belantara menjadi sia-sia karena ketidak setiaan mereka sampai akhir.
Saudara saudari yang dikasihi Tuhan Yesus. Dari nyanyian Musa, teks renungan hari ini yang dinyanyikan Musa di telinga umat Israel beberapa ribu tahun yang lalu, tentu banyak pelajaran bijak yang bisa kita petik dari lagu tersebut, yaitu tentang kasih dan kesetiaan Tuhan yang memelihara umat-Nya dan yang memelihara kita sampai sekarang.
Kita berharga di hadapan Tuhan. Semua orang yang beriman yang percaya kepada Yesus Kristus adalah orang-orang yang berharga di hadapan Allah. Allah tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan kasta atau tingkat derajatnya dalam masyarakat. Bagi Allah tidak ada raja, bangsawan, pejabat atau rakyat jelata. Semuanya sama di hadapan-Nya, karena kita adalah biji mata-Nya, yang telah ditebus melalui darah Yesus Kristus dan telah diangkat-Nya menjadi anak pilihan-Nya.
Kita sebagai umat, anak pilihan Tuhan, harus kita tau dan kita ingat, bahwa dalam perjalanan kita sebagai pejiarah di dunia ini, di zaman ini, banyak jebakan, cobaan, godaan yang akan kita hadapi dalam kehidupan Kristen kita, dalam mempertahankan iman kita pada janji-janji Tuhan itu. Hawa nafsu, arus zaman begitu deras, kuat memengaruhi iman kita. Semoga kita menjaga mata, hati kita dengan berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan, serta memegang teguh bahwa kita ini adalah biji mata Tuhan yang sangat berharga. Dia telah menjagai kita dan memberikan kepada kita kehidupan.
Tuhan Yesus akan selalu menolong kita melalui segala macam situasi kehidupan. Dia akan menyertai perjalanan kita sampai kepada rencana-Nya yang indah dan mulia. Oleh karena itu katakanlah pada diri kita: “Aku ini adalah biji mata Tuhan! Terima kasih Tuhan.” Amin.
Oleh: Bvr. Roslinda Sihombing, S.Pd., M.si