Renungan Pagi, Senin 10 Maret 2025
Renungan STB HKBP Laguboti
Senin, 10 Maret 2025
- No. 4:1-2
- Doa Pembuka
- Ayat Bacaan Pagi: 1 Samuel 21:1-9
- No. 242:1-2
- Renungan: Mazmur 118:17
- Doa Syafaat
- No. 367:1+4
- Doa Penutup
Mazmur 118: 17
“Aku tidak akan Mati, tetapi tetap hidup untuk menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan.”
Topik: Hidup untuk Memuliakan Tuhan
Tidak ada manusia yang tidak mati. Tubuh yang kita miliki saat ini adalah tubuh yang fana, bersifat sementara, yang seiring waktu, tubuh itu akan mati dan berlalu. Namun mengapa Pemazmur berkata, “Aku tidak mati?…” Apakah benar Pemazmur tidak mati? Perkataan Pemazmur ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan bahwa Pemazmur tidak akan mati atau mengalami kematian, melainkan dimaksudkan untuk menyatakan bahwa para musuhnya tidak bisa mengalahkan atau mengambil nyawanya walaupun para musuhnya adalah orang-orang besar dan berkuasa. Pemazmur hendak bersaksi bahwa orang yang berserah dan berada dalam perlindungan Tuhan tidak akan bisa diikalahkan para musuh. Tuhan selalu berada di pihaknya dan proaktif menjaga dan memelihara hidupnya. Inilah yang menjadi latar belakang kesaksian Pemazmur yang mengatakan, “Aku tidak akan mati…” Dia tidak akan mati sebelum dia menyaksikan dan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan yang dialaminya. Bahkan untuk menceritakan perbuatan Tuhan itulah, maka Tuhan akan memelihara dan mempertahankan hidup atau nyawa Pemazmur
Kesaksian Pemazmur yang mengatakan bahwa dia “tidak akan mati”, itu berarti, bahwa hidup yang diterimanya dari Tuhan bertujuan untuk menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan. Di dalam dunia orang mati tidak ada pujian bagi Tuhan (bdk. Mzm. 6:5). Bagaimana mungkin orang yang telah mati bisa memuji dan memuliakan Tuhan? Oleh karena itu, keinginan kuat Pemazmur untuk hidup tidak memiliki tujuan lain, selain untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
Pujian dan pemuliaan nama Tuhan tidak lepas dari peran Tuhan dalam hidup manusia. Tuhan menciptakan manusia dengan miliki tubuh, roh, dan jiwa, sehingga manusia dapat menikmati berkat-berkat Tuhan yang berkelimpahan; manusia tidak hidup dari diri sendiri, melainkan pemberian Tuhan. Oleh karena hakikat dan keberadaan manusia berasal dari Tuhan, maka sudah sepatutnya manusia itu memuji dan memulikan Tuhan. Pujian itu keluar dari mulut orang-orang percaya karena Tuhan telah melakukan yang terbaik bagi mereka.
Sama seperti Pemazmur yang mengalami pergumulan berat, di mana para musuhnya menginginkan kematiannya, demikian juga kita sebagai orang percaya tidak lepas dari pergumulan berat atau tantangan. Kita bisa saja mengalami pergumulan atau penderitaan bukan karena kesalahan atau perbuatan kita, melainkan karena ada orang yang dengan sengaja menginginkan hidup kita terpuruk. Kita tidak bisa menyenangkan hati semua orang. Tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang Kristen menuntut kita untuk menyatakan kebenaran kepada semua orang, yang tentunya tidak semua orang senang dengan kebenaran yang kita sampaikan atau nyatakan itu. Oleh karena itu, pergumulan atau penderitaan yang kita alami adalah upaya dunia ini untuk membungkam kebenaran dan syukur kita kepada Tuhan.
Rick Warren seorang pendeta yang terkenal dengan karya tulisnya, “ The Purpose Driven Life” menyebutkan ada lima tujuan Tuhan menciptakan manusia, yaitu (1) memuliakan atau menyembah-Nya, (2) bersekutu dan dibentuk sebagai keluarga Tuhan, (3) menjadi sama dengan Kristus, (4) melayani Tuhan, dan (5) memberitakan Injil ke seluruh dunia. Hidup yang digerakkan oleh tujuan penciptaan Tuhan atas diri kita menjadi kekuatan dan harapan bagi kita dalam mengalami berbagai pergumulan dan penderitaan hidup. Meskipun pergumulan atau penderitaan yang kita alami itu berat, namun masa depan kita tidak berada pada pergumulan itu. Sebaliknya, di tengah pergumulan itu Tuhan memberikan kepada kita keselamatan dan kehidupan di dalam Yesus Kristus, sehingga kita tetap hidup untuk memuliakan Tuhan.
Hidup kita adalah milik Kristus. Kita yang awalnya telah jatuh ke dalam dosa dan upahnya adalah kematian, namun Kristus telah menyerahkan diri-Nya sebagai korban untuk tebusan bagi banyak orang. Di dalam Kristus kita tidak akan mati lagi karena iman percaya. Kematian tubuh fana yang kita miliki ini memang tetap terjadi, namun kita tidak berakhir dalam kematian tubuh fana ini. Sebaliknya, kita berakhir pada kebangkitan daging yang kekal. Kesediaan Kristus mengorbankan diri menjadi ruang bagi kita untuk bersekutu dengan Kristus. Oleh karena itu, kita hidup untuk kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan terpancar melalui hidup kita, yaitu perkataan dan perbuatan kita yang baik menjadi terang kepada semua orang. Perbuatan baik adalah terang dan jembatan bagi kita untuk menyatakan kemuliaan Nama Tuhan kepada semua orang. Amin.
- Nyanyian KJ. No. 4: 1-2, Hai Mari Sembah
1. Hai mari sembah Yang Maha besar,
Nyanyian syukur dengan bergemar.
Perisai umatNya, Yang Maha esa,
Mulia namaNya, takhtaNya megah
- Hai masyhurkanlah keagunganNya;
cahaya terang itu jubahNya.
Gemuruh suaraNya di awan kelam;
Berjalanlah Dia di badai kencang
- Nyanyian KJ. No. 242:1-2 Muliakan Allah Bapa
1. Muliakanlah Allah Bapa, muliakan Putr’aNya, muliakan Roh Penghibur, Ketiganya Yang Esa! Haleluya, puji Dia
Kini dan selamanya!
2. Muliakan Raja Kasih yang menjadi Penebus, yang membuat kita waris KerajaanNya terus. Haleluya, puji Dia, Anakdomba yang kudus!
Nyanyian KJ. No. 367: 1+ 4 PadaMu, Tuhan dan Allahku
- PadaMu, Tuhan dan Allahku, kupersembahkan hidupku: dariMu jiwa dan ragaku, hanya dalamMu ‘ku teduh.
Hatiku yang Engkau pulihkan padaMu juga kuberikan.”
- Betapa Kau mencari aku, hatiMu rindu padaku. Kauraih aku kepadaMu membuat aku milikMu. Diriku sudah Kaukasihi, Kau jualah yang aku pilih.”