• Tentang STB
    • Akademik
    • Visi dan Misi
    • Contact Us
  • Prodi S1
  • Unit
    • Struktur Tata Pamong STB HKBP
    • Ketua STB-HKBP
    • Wakil Ketua I
    • Wakil Ketua II
    • Wakil Ketua III
    • Kemitraan
    • Unit Penjaminan Mutu
    • UPPM
    • Laboratorium
    • Perpustakaan
  • Kepegawaian
    • Dosen
    • Tendik
  • Download
    • Formulir Penelitian
    • Formulir PKM
    • Formulir Pendaftaran SPMB TA 2025/2026
SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP
  • Tentang STB
    • Akademik
    • Visi dan Misi
    • Contact Us
  • Prodi S1
  • Unit
    • Struktur Tata Pamong STB HKBP
    • Ketua STB-HKBP
    • Wakil Ketua I
    • Wakil Ketua II
    • Wakil Ketua III
    • Kemitraan
    • Unit Penjaminan Mutu
    • UPPM
    • Laboratorium
    • Perpustakaan
  • Kepegawaian
    • Dosen
    • Tendik
  • Download
    • Formulir Penelitian
    • Formulir PKM
    • Formulir Pendaftaran SPMB TA 2025/2026

Renungan

  • Home
  • Renungan
  • Renungan Pagi (Senin, 26 Mei 2025)

Renungan Pagi (Senin, 26 Mei 2025)

  • Date May 26, 2025
  1. No. 588:1-2
  2. Doa Pembuka
  3. Ayat Bacaan Pagi: 2 Raja-raja 3:1-27
  4. No. 452:1-2
  5. Renungan: Wahyu 22: 1-2
  6. Doa Syafaat
  7. No. 437:1+3
  8. Doa Penutup

 

Wahyu 22: 1-2

“Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di kedua sisi sungai itu, ada pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali. Daun pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.”

Topik: Allah Menyembuhkan Bangsa-bangsa

Menurut berita dari merdeka.com online, tertanggal 25 Januari 2025, sejak 2023 sebanyak 350.000 orang telah berkunjung sebagai pasien wisatawan ke RS Penang. Hal ini dikarena teknologi medis di RS Penang lebih canggih atau maju dan biaya perobatan yang lebih murah daripada berobat di Indonesia. Upaya para pasien untuk berobat ke luar negeri, seperti ke Penang tersebut, mengindikasikan bahwa kesembuhan itu sangat berharga, dan tidak seorang pun dari antara kita yang ingin sakit. Pada saat kita sakit, fisik kita lemah, aktifitas kita berkurang, dan ruang gerak kita terbatas. Bahkan penyakit yang kita  alami bisa membuat kita terisolir dari orang lain, bahkan dijauhi orang-orang yang kita kasihi. Oleh karena itu, ketika kita sakit, kita akan mencari dokter yang hebat, obat yang mujarab, dan rumah sakit yang terbaik. Tidak cukup sampai di situ, kita juga tidak perduli telah menghabiskan banyak uang hanya untuk berobat. Mengapa demikian? Karena kesembuhan dan kesehatan tidak bisa dibandingkan dengan harta dan kekayaan.

Saat ini kita tidak hanya menghadapi penyakit fisik, penyakit yang berkaitan dengan tubuh jasmani kita. Kita juga menghadapi penyakit jiwa, penyakit rohani, dan penyakit sosial. Penyakit jiwa merupakan gangguan mental, psikis atau jiwa karena beban otak untuk berpikir lebih berat dari daya tampung otak untuk berpikir, yang membuat kita defresi, dan stress berat. Selanjutnya penyakit rohani, yang berkaitan keinginan daging karena kita telah jatuh ke dalam dosa, seperti iri hati, kesombongan, egois, kemalasan, dan niat jahat lahinnya yang mendorong berbuat jahat.

Namun yang menjadi perhatian kita bersama saat ini adalah penyakit sosial yang terjadi secara global. Jika penyakit fisik, psikis, dan rohani yang saya sebutkan sebelumnya adalah penyakit yang bersifat pengalaman pribadi, maka penyakit sosial ini adalah penyakit yang kita alami secara bersama. Saat ini kita sedang diperhadapkan dengan penyakit sosial narkoba, judi online, krisis keluarga, human trafficking, dan kerusakan lingkungan hidup. Tidak sedikit yang menjadi korban akibat dari penyakit sosial tersebut. Mulai dari korban materi, harta-benda, psikis, hingga korban jiwa. Ironisnya, daerah kita, Kabupaten Toba yang dikenal sebagai kantong atau pusat Kekristenan, penyakit sosial ini menjadi penyakit yang sedang mewabah. Yang pertanyaan apakah masih ada pemulihan bagi kita, khususnya di daerah Toba kita ini?

Penderitaan yang kita alami saat ini sebagai dampak dari masalah atau penyakit sosial yang sedang terjadi, merupakan sejarah yang terulang kembali dalam versi yang baru. Jemaat Mula-mula yang berada di Asia Kecil di mana Rasul Yohanes hidup dan melayani juga mengalami penderitaan berat. Namun penderitaan berat saat itu adalah penganiayaan yang dialami oleh orang-orang Kristen sebagai konsekuensi iman percaya mereka kepada Yesus Kristus. Kaisar Domitianus yang memerintah Kekaisaran Romawi pada saat itu mengklaim diri sebagai Tuhan, memaksa semua orang yang berada di kekaisarannya, termasuk orang-orang Kristen untuk sujud menyembahnya sebagai Tuhan. Hal ini tentu menerima penolakan dari orang-orang Kristen. Orang-orang Kristen hanya menyembah satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus.

Akibatnya, perburuan terhadap orang-orang Kristenpun dimulai dan terjadi. Mereka ditangkap, dianiaya, dan dibunuh. Sebagian dari mereka dibakar hidup-hidup sebagai obor pada malam hari dan dimasukkan ke kandang binatang buas untuk dijadikan santapan. Tidak hanya sampai di situ, nyawa orang-orang Kristen juga dijadikan permainan. Mereka dipertontonkan di arena stadion, di mana binatang buas yang lapar dilepaskan dari kandang untuk memangsa orang-orang Kristen. Jika mereka lepas dari arena stadion tersebut, maka mereka akan dihujam dengan pedang yang tajam atau tombak yang runcing. Bahkan sebagian dari orang-orang Kristen itu, kepalanya dipenggal sebagai efek jera bagi mereka yang tidak mau menyembah Kaisar Domitianus. Ini menjadi bukti kekejaman Kaisar Domitianus selama memerintah sebagai Kaisar Romawi. Semua hal yang terjadi itu seolah sudah menjadi tontonan setiap hari bagi masyarakat umum pada saat itu; nyawa binatang lebih berharga dari nyawa manusia.

Rasul Yohanes pun tidak luput dari penganiayaan itu. Dia juga dibuang ke Pulau Patmos, sebuah pulau kecil yang terasing. Di pulau itu, tidak tertutup kemungkinan  Rasul Yohanes juga dipekerjakan secara paksa untuk membangun fasilitas militer bagi pemerintah Romawi. Meskipun demikian, Rasul Yohanes bukanlah rasul yang mati martir. Sebaliknya, Dia menjadi satu-satunya rasul yang mati secara alamiah karena usianya yang sudah lanjut. Yang menjadi pertanyaan, apakah orang-orang Kristen harus menderita di dalam dunia ini?

Memang, orang-orang Kristen tidak harus menderita dalam dunia ini. Namun pada kenyataannya, tidak ada orang yang tidak mengalami penderitaan. Sebagai makhluk ciptaan, kemampuan manusia itu terbatas. Dia tidak memiliki kuasa untuk melepaskan diri dari penderitaan. Sebaliknya, penderitaan sudah menjadi dinamikan hidup yang harus dijalaninya. Oleh karena itu, setiap orang mengalami penderitaannya masing-masing sesuai porsinya. Baik orang yang percaya maupun tidak percaya, sama-sama mengalami penderitaan. Yang berbeda adalah cara mereka dalam menyikapi penderitaan itu.

Rasul Yohanes mengajarkan kita untuk menyikapi penderitaan itu dengan iman percaya. Apakah isi dari iman percaya itu? Yohanes menampilkan penglihatannya, atau Wahyu yang diterimanya dari Tuhan. Dalam Wahyu itu, Tuhan menyediakan suatu dunia baru dan langit baru di mana di dalamnya terdapat Kota Suci atau Yerusalem yang baru. Kota Suci ini disebut sebagai Kota Allah, di mana orang-orang yang telah ditebus itu ditempatkan. Di dalam Kota itu, terdapat sungai kehidupan yang mengalir dari takhta Allah dan Anak Domba Allah, serta pohon kehidupan ada di tepinya. Sungai kehidupan dan pohon kehidupan itu menggambarkan bahwa di Kota Suci itu tidak ada lagi sakit-penyakit, penderitaan, tangisan, dan kematian. Allah menggunakan Daun pohon kehidupan itu untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Oleh karena itu, kehidupan, sukacita, kebahagian, dan damai sejahtera kekal menjadi bagian yang diterima oleh setiap yang orang masuk ke dalam Kota Suci itu. Siapakah orang yang masuk ke dalam Kota Suci itu? Mereka adalah orang yang setia dalam iman percayanya di tengah perjalanan hidupnya di dunia ini.

Oleh karena itu, nas saat ini adalah penghiburan kepada setiap orang percaya, yaitu mereka yang sedang mengalami penderitaan karena iman percayanya kepada Kristus. Penderitaan yang mereka alami sebagai akibat dari sakit penyakit yang terjadi atas diri mereka akan disembukan oleh Allah. Kesembuhan yang diberikan Allah menjadi penghiburan bagi semua semua orang beriman dalam menghadapi penderitaan yang sedang terjadi. Penghiburan ini berlaku tidak hanya pada masa Rasul Yohanes atau Jemaat Mula-mula di abad-abad pertama, melainkan di sepanjang abad hingga kedatangan Kristus yang kedua kali. Penghiburan ini tetap berlaku dan aktual, karena hidup kita tidak bebas dari pendertiaan. Namun kita bisa melihat bahwa penderitaan, bahkan kematian orang-orang percaya itu tidaklah sia-sia. Sebagaimana Pemazmur berkata, “Berharga di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya” (Mzm.116:15/TB1).

Demikian juga dalam konteks kita saat ini, nas ini tetap aktual dan akurat sebagai penghiburan bagi kita. Sebagai manusia kita juga tidak lepas dari penderitaan yang sudah menjadi dinamika hidup yang harus kita alami. Selama kita di dunia ini, sakit-penyakit, pergumulan, dan kematian sudah menjadi rangkaian peristiwa yang kita lalui. Namun kita tidak perlu kuatir akan hal itu, karena Allah adalah sumber kesembuhan. Allah akan menyembuhkan kita dari segala penyakit dan penderitaan yang kita alami. Kesembuhan itu telah disingkapkan oleh Allah kepada Rasul Yohanes tentang peristiwa di akhir zaman, di manna orang-orang beriman tidak berakhir dalam kematian kekal, melainkan dalam kehidupan kekal, yaitu kehidupan kedua kalinya setelah kematian.

Oleh karena itu, orang-orang percaya bukanlah orang-orang yang tidak mengalami penderitaan hidup, melainkan orang-orang yang tidak pernah menyerah dan pasrah pada penderitaan tersebut. Orang percaya adalah orang yang selalu berharap bahwa Tuhan akan menyembuhkan bangsa-bangsa yang percaya kepada-Nya. Allah akan memampukan orang percaya itu dalam penderitaan yang dialaminya, sehingga dia kuat dalam menghadapi segala penderitaan yang terjadi padanya. Amin.

 

  1. Nyanyian BE. No. 588: 1-2, Tasomba Tongtong
  2. Tasomba tongtong na sun gogo i

Tadok ma antong songkal Tuhan i

Partanobatoan haporusan i

Gok hamuliaon habangsaNa i

  1. Baritahon ma huasoNa I Sondang na tiur do ulosNa i. Angka ombun dibaen huretaNa i. Api na marjimbur suruanNa i
  2. Nyanyian BE. No. 452:1-2 Na ro Pandao ni
  3. Na ro pandaoni bolon i, i ma Tuhanta Jesus. Didaoni na marsahit I, Hisar dibahen Jesus. Uli ni barita I Las ni roha bolon i. Sai dipuji rohangki, Jesus, Jesus, Jesus.

 

Oleh “Pdt. Dr. Romeo Ronni Panly Sinaga”

 

  • Share:
author avatar
stbibelvrouw

Previous post

WISUDA STB HKBP, 10 MEI 2025
May 26, 2025

You may also like

images
Renungan Senin, 11 November 2024
11 November, 2024
maruhum
Ibadah Senin, 4 November 2024
4 November, 2024
Sukacita-Bersama-Yesus
Renungan Pagi, Senin, 21 Oktober 2024
21 October, 2024

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact Us

SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP

Jln. Partahan Bosi Hutapea No. 1 Laguboti 22381
Toba Samosir-Sumatera Utara-Indonesia
Email:stb.hkbp
Telp.0632-331502

Official Site by Webmaster @ Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP.