Renungan, Senin 13 Maret 2023 1 Korintus 9 : 25
1 Korintus 9 : 25: Tiap-tiap orang yang mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetap kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi”
Menjadi Pemenang Dalam Kristus.
Tujuan orang Kristen adalah memperoleh mahkota yang abadi.
Segala sesuatu yang kita lakukan selama hidup di dunia ini dengan segenap usaha,
segenap kekuatan dan segenap hati, tujuan akhirnya adalah kita menjadi seorang
pemenang di dalam Kristus. Dalam 1 Korintus 9:24-27, Paulus mencontohkan hal ini
dengan sesuatu yang tidak asing lagi bagi jemaat Korintus, yaitu: pertandingan olahraga
yang diadakan di Korintus dalam waktu 1×4 tahun.
Dalam teks ini kita belajar tentang 4 kebenaran, supaya bisa menjadi seorang pemenang
dalam Kristus dan memperoleh mahkota yang abadi.
1. Berlari maksimal. Dalam ayat 24 dikatakan bahwa tidak tahukah kamu bahwa dalam
gelanggang pertandingan, semua peserta turut berlari, tetapi hanya satu orang saja
yang mendapat hadiah ? karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu
memperolehnya.
Berlari berarti melakukan sesuatu semaksimal mungkin, aktif dan tidak pasif,
melakukan sesuatu yang terbaik untuk Tuhan dan akhirnya menjadi juara dan
mendapatkan hadiah.
2. Menguasai diri.
Setiap atlet yang bertanding harus menguasai diri dalam segala hal supaya bisa
menjadi pemenang dalam pertandingan. Mereka harus menjaga diri, seperti: pola
tidur yang teratur, makanan yang bergizi, istirahat, latihan yang maksimal.
Saya pernah membaca biografi dari seorang peraih emas olympiade tahun 2016:
Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir (badminton-ganda campuran). Mereka pernah gagal
di tahun 2012, tetapi mereka terus berbenah dan berlatih, latihan 8 jam setiap hari,
focus, kerjasama dan mendiskusikan dimana letak kekurangan dan kelebihan
pasangan, saling mendukung, eveluasi, mengurangi jam bermain-main, membatasi
diri dalam hal social media, makan teratur, istirahat teratur bahkan membatasi diri
untuk pacaran. Mereka benar-benar menjaga diri supaya energy mereka tidak habis
ke hal-hal yang tidak berguna. Fokus mereka adalah menjadi juara olimpiade.
Demikian juga kita sebagai orang Kristen supaya menjadi seorang pemenang di
dalam Kristus, kita memerlukan disiplin dan penguasaan diri dalam segala hal.
a. Menguasai tubuh
Tubuh kita ini adalah bait Allah (1 Kor 9:19-20)
b. Menguasai Pikiran
c. Menguasai Roh
3. Mempunyai tujuan yang jelas
Tujuan hidup kita harus jelas untuk menjadi seorang pemenang, bukan seperti
petinju yang sembarang memukul tanpa sasaran.
4. Terus berlatih
Paulus memakai gambaran olahragawan dalam teks ini. Dalam pertandingan
olahraga di Korintus, mereka harus bersedia berlatih dan memaksimalkan diri
hampir 1 tahun (dalam Pelatnas) hanya untuk mendapatkan mahkota yang terbuat
dari dedaunan dan bunga pohon palem.
Sudara yang dikasihi Tuhan, rasul Paulus menyatakan bahwa di dalam hidupnya ia tetap
membawa dirinya ada dalam perjuangan yaitu melatih dan menguasai tubuhnya untuk
melakukan kehendak Allah dan untuk kemuliaanNya.
Paulus mengambil istilah olahraga dalam hidupnya yaitu: menguasai diri, melatih tubuh”
dalam hal pemberitaan Injil. Dalam tulisannya ini Paulus menyatakan bahwa dirinya
sendiri harus memberlakukan tubuhnya dengan benar sesuai dengan kehendak Tuhan
sebagai pemilik tubuhnya.
Melatih tubuh dan menguasai seluruhnya berarti paulus berjuang untuk dapat
menguasai diri dari belenggu keinginan-keinginan dagingnya yang bertentangan dengan
kehendak Allah.
Menguasai diri artinya menundukkan dan mengendalikan. Orang percaya harus dapat
mengendalikan seluruh hidupnya atau tubuhnya yang kelihatan supaya berkenaan
dihadapan Tuhan. Ini jugalah yang dikatakan oleh Yohannes sebagai orang percaya
harus menjauhkan diri dari keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1
Yoh 2:16). Berkenaan dengan hal ini juga, Yesus secara radikal menasehati orang
percaya dalam Matius 5:29, 18:9: “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau,
cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu
binasa dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
Pilihan ada di tangan kita, bersatu dengan keinginan daging atau bersatu dengan
keinginan Tuhan ? Kuasa kegelapan tidak akan mungkin bisa bersatu dengan terang.
Dalam teks 1 Kor 9:24-27: ada 4 hal penting yang dapat kita lihat dalam membangun
disiplin rohani yaitu: 1) semua peserta dalam pertangdingan berlari untuk mendapatkan
hadiah, 2) mengusai diri, melatih tubuh, 3) menguasai seluruhnya, 4)tidak ditolak
setelah memberitakan injil.
Berlari dalam hal Disiplin rohani dapat diartikan menjadi sarana pekerjaan Roh Kudus
adalah disiplin rohani. 1 Tim 4:8 mengatakan, latihan badani terbatas gunanya, tetapi
ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji, baik untuk hidup ini dan
untuk yang akan dating. Jika dalam latihan badani yang terbatas gunanya saja, banyak
orang rela berkorban waktu, tenaga, materi, pikiran dan juga untuk melakukannya
dengan sungguh-sungguh, mengapa kita tidak melakukannya untuk kehidupan kekal ?
Hadiah: pemberian, penghargaan, penghormatan. Semua orang pasti senang dengan
yang namanya hadiah. Entah itu hadiah ulangtahun misalnya, hadiah valentine, hadiah
atas pencapaian kita dalam sebuah event. Hadiah disini menunjukkan bahwa rasul
paulus berpikir tentang pelayanan dan upah (Bnd 1 Kor 9:17; Flpi 3:11-14). Pertandingan
Kristen sangat berbeda dengan pertandingan dalam dunia olahraga. Dalam
pertandingan Kristen, semua turut berlari untuk memperoleh hadiah. Karena itu
tetaplah tekun, bersemangat, berlatih untuk mencapai tujuanmu
Kata “pertandingan” (istilah olahraga) berjuang dengan sungguh-sungguh yang
dilakukan oleh satu pribadi ataupun kelompok. Seseorang atau kelompok yang ingin
mendapatkan hadiah dalam suatu pertandingan haruslah berusaha berlari untuk
mendapatkan kemenangan. Disini dituntut untuk mendisiplinkan diri. Jadi tujuan kita
bukanlah tanpa tujuan. Tahu startnya dan tahu kapan finishnya.
Bagaimana caranya mendapatkan hadiah ?
Menguasai diri (Engkrateukomai): menguasai diri, menahan diri, menghindari tindakan
kejahatan. Menguasai diri adalah satu tindakan yang harus terus menerus dilakukan
untuk memperoleh yang ingin dia capai.
Rasul paulus menggambarkan penguasaan diri itu dalam diri seorang altit. Seorang atlit
yang ingin menang dalam sebuah pertandingan harus berlatih dengan rajin, ada time
yang teratur berlatih, pola makan diatur dengan baik, disiplin jam tidur, disiplin bangun,
pemanasan, membiasakan diri dalam menghadapi kesulitan, sportif, taat aturan, dll.
Dalam pertandingan, penguasaan diri adalah hal yang sangat penting bagaimana
mengekang diri dari berbagai hal yang membuat gagal dalam memenangkan
pertandingan.
Hari Senin-Jumat, STB HKBP melaksanakan UTS. Ujian sangat menentukan apakah kita
naik level atau tidak. Jadi bukan sesuatu hal yang menakutkan. Tetapi sama seperti atlit
yang akan bertanding tadi, dia benar-benar mempersiapkan diri dengan baik sebelum
memasuki gelanggang pertandingan itu, mengendalikan diri, focus kepada tujuan.
Bukan bergantung kepada teman. Jangan mencemarkan diri dengan kejahatan, jangan
membuat catatan-catatan kecil saat ujian yang bisa merugikan dirimu sendiri. Selamat
bertanding untuk memperoleh mahkota masa depan. Amin.
Sumber: Bvr. Darna Situmorang, M.Pd.K