Renungan, 05 Desember 2022
Oleh: Bvr. Darna Situmorang, M. Pd.K
(Bacaan pagi : Roma 15 : 4 – 13)
Khotbah: (1 Yohanes 2:29): Jikalau kamu tahu, bahwa ia adalah benar, kamu harus tahu
juga, bahwa setiap orang yang berbuat kebenaran lahir dari pada-Nya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, senangkah kita apabila kita disebut sebagai anak-anak
Allah ? Ah biasa saja, apa istimewanya menjadi anak-anak Allah ? tapi ada orang yang berpikir..
wah..senang sekali jika saya dikatakan anak-anak Allah karena hidupku diberkati olehNya,
beroleh kasih karunia dan mendapatkan semangat baru walaupun kadang kala suka duka
menghampiri kita.Saya bangga menjadi anak Allah. Tetapi menjadi anak-anak Allah itu, banyak
yang harus kita pelajari. Di dalam 1 Yohanes ini ada sesuatu masalah yaitu munculnya pengajar-
pengajar sesat yang disebut dengan anti Kristus. Mereka berasal dari anggota jemaat itu
sendiri, tetapi kemudian murtad, lalu mengajarkan bahwa “Yesus bukanlah Kristus dan mereka
tidak percaya tentang keberadaan Kristus yang menjadi juruselamat bagi dunia”. Mereka
inilah yang mengatakan supaya Kristus tidak perlu disembah. Apabila kita hidup dan ada pada
peristiwa itu, bagaimana kira-kira-kira, apakah kita tetap menyembah Kristus ? atau justru
berpaling dari Dia karena : takut dihina, takut diolok-olok, takut ditinggalkan ? Apakah kita
tetap memperjuangkan iman kita kepada Tuhan. Tuhan yang kita sembah itu adalah Tuhan
yang tetap melindungi anak-anakNya dan tidak membiarkan pengikut Kristus untuk tidak setia
kepada-Nya. Inilah yang diberitakan dalam teks ini. Dikatakan “hai anak-anakku”. Apabila
dikatakan orangtua kepada kita; anak-anakku…pasti kita merasakan ada kenyamanan disitu.
Maka sekarang anak-anakKu: “tinggallah di dalam Kristus, kalau kita tinggal di dalam Kristus,
artinya ibarat kita tinggal di dalam rumah, dan pemilik rumah itu adalah Kristus maka kita akan
menghormati, menghargai siapa yang menjadi tuan rumah disitu, yaitu Kristus, maka kitapun
masuk dalam damai sejahtera dan kitapun tenang melakukan aktifitas kita dengan damai
sejahtera, nyaman jika kita tinggal di dalam Kristus.
Lahir berarti: keluar dari kandungan; hal yang Nampak dari luar dan dari da;am diri manusia
yaitu: tabiat, sifat, karakter.
Bukti nyata seseorang yang dilahirkan dari Allah adalah:
a. Mengenal Dia (bnd. Yoh 10:14)
b. Tetap di dalam Dia (bnd KPR 4:12)
c. Mengasihi Dia (bnd. 1 Yoh 4:19)
d. Hidup di dalam kebenaran (1 Yoh 2:29; 3:7,10)
Orang yang mengenal Dia (Allah) dan tetap di dalam Dia pasti akan meniru tindakan kasih-Nya.
Tindakan kasih Allah: Mengutus Anak-Nya untuk menjadi korban pengganti untuk
menyelamatkan manusia dari dosa.
Apa yang perlu kita waspadai sekarang ?
Yang perlu kita waspadai sekarang adalah erosi iman, erosi ketaatan. Ini permulaan
kemurtatadan. Anak-anak Tuhan harus menjaga api rohaninya supaya tetap menyala. Tuhan
tahu potensi buruk dan potensi baik kita. Sebelum kita menyadarinya Tuhan sudah mati untuk
kita dan kita sudah dipanggil “anak” sebelum kita menganakkan diri kepada-Nya. Jadi kalau kita
mengatakan bahwa hari ini kita adalah anak Allah, Tuhan sudah percaya dulu kepadamu, maka
kita harus jaga bahwa hidup kita ini berharga, hidup ini kasih karunia. Bila kita tetap tinggal di
dalam Kristus maka anak-anak Tuhan akan berani tampil beda, tetap melakukan yang terbaik
meskipun banyak yang tidak menerima karena kita tertuju dan focus kepada Kristus yang telah
menebus kita.
Anak-anak Tuhan tidak usah malu melakukan hal-hal yang benar meskipun tidak diterima oleh
yang lain, tetapi jangan mundur melakukan kebenaran karena Kristus akan selalu menyertai
kehidupan orang yang selalu melakukan kebaikan. Jadi jangan pernah menyerah untuk
melakukan hal yang baik. Jadi bukan sekedar bangga menjadi anak Tuhan tetapi dia bangga
karena menunjukkan karakter atau sikap yang baik setiap hari kepada lingkungannya. Dia tetap
menampilkan karakter Kristus dalam kehidupannya, penuh kasih, sopan. Teratur,
mengutamakan hal prioritas dalam hidupnya, dll. Maka kita yang melakukan yang baik dan
benar itu karena kita tahu yang menjadi teladan kita adalah Tuhan Allah yang baik itu adalah
Tuhan Allah yang benar. Semakin sesuai pekerjaan Tuhan itu dinyatakan semakin perlawanan
itu terjadi. Ini adalah prinsip iman para reformator khususnya Luther; “semakin kita berani
memberitakan Injil semakin banyak perlawanan, perlawanan, peperangan terus akan terjadi
sampai Kristus datang ke dua kalinya. Orang yang mengerti Kairos: waktu Tuhan..kesempatan
bukan soal durasi.
Ketika kita mendapatkan keselamatan, Tuhan mengharapkan kita tinggal di dalam Kristus.
Banyak orang mengaku bahwa mereka orang Kristen yang sudah menerima Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat, tetapi apakah kita tinggal di dalam Kristus ? Bagaimana sikap orang
yang sudah diselamatkan. Sikap hidup orang yang sudah diselamatkan berarti dia hidup
berpadanan dengan Kristus, dan tidak bermain-main dengan dosa, bukan semau gue,
berantakan, korupsi, tidak mau tahu. Barang siapa ..(Baca Yoh 15:5). Hidup di dalam Kristus
artinya kita hidup di dalam batasan Kristus. Batasannya adalah hukum Tuhan dan Firman
Tuhan, inilah yang menjadi dasar bagi kita. Ujian inipun lakukanlah karena kamu mau
menyenangkan Tuhan bukan menjadi sebuah beban, stress, dll.
Yesus adalah sumber kebenaran itu sendiri, (Baca Yoh 14:6), Dialah jalan kebenaran itu dan
menuntun kita kepda kebenaran, maka manusia harus sungguh-sungguh hidup dalam
kebenaran, sehingga pada waktu kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, kita dijumpai
melakukan hal-hal yang benar dan tidak malu berhadapan dengan Tuhan. Hidup dalam
kebenaran adalah hidup yang suci dan adil, itulah Tuhan yang inginkan dari hidup kita.
Kebenaran Tuhan (Dikaiosune) berhubungan dengan keadilan. Kasi dan keadilan itu merupakan
sifat dari Tuhan. Dia adalah Tuhan yang benar dan penuh kasih tetapi sekaligus Tuhan yang
penuh dengan keadilan. Dari sifat Allah inilah kita dibimbing untuk tidak bermain-main dengan
dosa. Setiap dosa dan pelanggaran kita. Secara status, kita adalah anak-anak Allah, kita adalah
orang yang sudah diselamatkan tetapi kita masih berjuang untuk melawan keinginan-keinginan
daging yang ada dalam diri kita. Kita tidak kebal terhadap dosa oleh karena itu kita harus
waspada, siapapun kita: mau mahasiswa teologi, hamba Tuhan, dosen kita tidak ada yang kebal
akan dosa oleh karena itu kita harus sungguh-sungguh waspada, bahwa hidup kita ini menuju
proses dalam kekudusan. Kita tidak bisa hidup kudus melalui perjuangan diri kita sendiri. Di
dalam hati kita, sudah diberi Roh Kudus dalam diri kita yang selalu mengingatkan kita sebagai
anak Tuhan. Jadi kalau Roh Kudus itu ada dalam diri kita, dia selalu mengingatkan kita untuk
tidak jatuh ke dalam dosa. Mari kita berjuang untuk hidup kudus hanya karena kita menjaga
kedekatan hidup kita dengan Tuhan. Teruslah jalin relasi yang baik dan benar dengan Tuhan
supaya hidup kita benar dihadapan Tuhan. Iblis tidak akan pernah tinggal diam dan selalu
mencari kesempatan agar dia bisa menjatuhkan hidup kita. Maka waspada dan bersandarlah
kepada Tuhan sehingga kita tidak jatuh kedalam dosa. Berilah hatimu dibaharui oleh Tuhan
supaya kita mampu melawan keinginan daging kita.
Proses pengenalan Tuhan kepada kita itu tidak sekali saja. Mengenal itu sebuah perjalanan yang
panjang. Sama seperti kita di kampus ini, Kami membantu kamu bertumbuh di tempat ini
melalui pekerjaan Roh Kudus. Kami juga bisa diberi tahu dan teman-teman dosen yang lain
supaya bisa bertumbuh lebih baik lagi. Harus saling mengingatkan satu sama lain., teruslah
belajar dan jangan hukum diri sendiri terlalu berlebihan. Kita sama-sama belajar. Belajar
sebagai orangtua, sebagai kakak, sebagai mehasiswa semester 1 yang masih adaptasi terhadap
segala sesuatunya di kampus. Jangan paksa harus seperti kamu. Orang-orang muda harus
belajar berkata tidak kepada hal-hal buruk, hal-hal yang tidak benar. Belajar berkata tidak
kepada dosa. Peperangan kita bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan roh-roh jahat
di udara yaitu pikiran-pikiran buruk, negatif, mau give upp lah dari perkuliahan, dll. Itu yang
harus kita lawan. Pandemi atau tidak pandemic, dunia ini terus berada dalam pandemic dosa.
Jagalah pertumbuhan rohanimu. Anak-anak Tuhan harus focus kepada Tuhan. Cara berpikir dan
paradigm kita jangan ditentukan oleh hal-hal yang tidak benar. Jangan ikut-ikutan dengan hal
yang tidak benar. Dunia akan semakin kacau, susah, tetapi orang yang tinggal di dalam Kristus,
hidupnya akan dituntun oleh Roh-Nya. Setan takut kepada orang yang melakukan Firman
Tuhan. Yang perlu kita tingkatkan adalah antibody kita untuk melawan antikristus. Dunia ini
semakin sekuler, dunia ini semakin egois, kasih semakin pudar. Itu masih fenomenanya. Sudah
banyak orang yang murtad. Mampukah kita bertahan ? kalau kita menjaga hati, kita tidak akan
jatuh ke tangan antikristus. Amin.