• Tentang STB
    • Akademik
    • Visi dan Misi
    • Contact Us
  • Prodi S1
  • Unit
    • Struktur Tata Pamong STB HKBP
    • Ketua STB-HKBP
    • Wakil Ketua I
    • Wakil Ketua II
    • Wakil Ketua III
    • Kemitraan
    • Unit Penjaminan Mutu
    • UPPM
    • Laboratorium
    • Perpustakaan
  • Kepegawaian
    • Dosen
    • Tendik
  • Download
    • Formulir Penelitian
    • Formulir PKM
    • Formulir Pendaftaran SPMB TA 2025/2026
SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP
  • Tentang STB
    • Akademik
    • Visi dan Misi
    • Contact Us
  • Prodi S1
  • Unit
    • Struktur Tata Pamong STB HKBP
    • Ketua STB-HKBP
    • Wakil Ketua I
    • Wakil Ketua II
    • Wakil Ketua III
    • Kemitraan
    • Unit Penjaminan Mutu
    • UPPM
    • Laboratorium
    • Perpustakaan
  • Kepegawaian
    • Dosen
    • Tendik
  • Download
    • Formulir Penelitian
    • Formulir PKM
    • Formulir Pendaftaran SPMB TA 2025/2026

Renungan

  • Home
  • Renungan
  • Renungan, Senin 21 Agustus 2023, 1 Tessalonika 5:24

Renungan, Senin 21 Agustus 2023, 1 Tessalonika 5:24

  • Date August 21, 2023

 

Ibadah Pagi STB HKBP

21 Agustus 2023

1 Tesalonika 5:24; Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

 

Kitab Tesalonika merupakan surat Paulus dalam Perjanjian Baru sebagai surat kedelapan dan kesembilan. Surat berupa nasehat yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat atau orang-orang Tesalonika, berisikan tentang kesadaran eskatologis bahwa hari Tuhan akan datang atau kedatangan Yesus kembali.

Menanti Hari Tuhan, apa artinya?

Penantian Hari Tuhan mesti dilakukan dengan pengharapan yang benar yakni dengan hidup kudus, teratur, saling menghibur, mengucap syukur, menjauhkan diri dari kejahatan dan bersukacita. Benar bahwa ada diantara jemaat Tesalonika yang telah meninggal, mereka juga akan dibangkitkan sebab Yesus telah mati dan telah bangkit.

Saudara yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus. Membaca Kitab Tesalonika, kita menemukan bahwa yang baru bukanlah Allah itu setia, penuh belas kasih, menggenapi janji-Nya melainkan bagaimana kita orang percaya dapat setia, hidup kudus, berpengharapan, berdoa dan bersyukur sesuai dengan citra Allah.

Di dalam penantian hari Tuhan, orang percaya memasuki fase untuk berproses, menjadi pribadi yang disempurnakan oleh Kristus, Ia yang menguduskan roh, jiwa dan tubuh kita terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Pada akhirnya bukan tentang kita dan usaha kita, ini tentang Tuhan (Dia) setia dan Dia melakukannya.

Keterarahan pada Dia setia, menjadi sebuah kesaksian dalam hidup mother Teresa yang hadir bagi orang-orang miskin dan termarginalkan yang mengatakan “aku tidak terpanggil untuk berhasil, tetapi untuk setia.” Sebab jika panggilannya adalah keberhasilan, ia akan sangat mudah jatuh pada kesombongan atau keangkuhan dan menghalalkan segala cara, tetapi dipanggil untuk setia melakukan tugas panggilannya dengan penuh komitmen, tanggungjawab, kerendah hatian, itulah teladan Yesus.

Setia dalam bahasa Yunani adalah Pistos (faithful), terpercaya merupakan salah satu sifat Allah, artinya sifat Allah yang konsisten, tidak berubah, memberikan orang percaya dasar yang kokoh untuk iman mereka. Tentang kesetiaan Allah ini mendorong orang-orang Tesalonika untuk setia (faithful) meskipun mengalami tantangan.

Saudara yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus. Begitu juga dengan kita disini, orang-orang percaya, kesetiaan Allah kepada kita mestinya memengaruhi laku hidup kita sehari-hari sampai kedatangan-Nya kembali, dan kita tidak tahu kapan bagi kita. Hidup kita sekarang berkaitan dengan kesiapan untuk Hari Tuhan. Benar kita hidup sebagai umat Allah di sini, sekarang namun itu tertuju pada hari Tuhan yang telah berlangsung sekarang dan yang akan datang. Kita pun disini sebagai mahasiswa hidup di Asrama dan Kampus, para Bapak dan Ibu dosen, Bapak dan Ibu Tenaga Kependidikan, terarah menjawab panggilan dalam kesetiaan-Nya,

Sebuah percakapan nyata yang menarik:

Suatu kali, Bapakku menanam bibit pohon mangga di pekarangan depan rumah. Teman Bapak yang saat itu sedang melintas menggodanya dengan berkata, “Sudah tua kita, kamu tidak akan bisa menikmati buah dari bibit pohon mangga yang sedang kau tanam itu?”. Bapak menghentikan kegiatannya dan menjawabnya, “aku tidak memaksa untuk bisa menikmati buah mangga dari bibit yang sedang ku tanam ini. Aku menyadari bahwa aku pernah menikmati buah mangga dari hasil pohon yang ditanam orang lain. Aku tidak mungkin bisa memakan buah mangga, jika orang lain tidak menanamnya seperti yang ku lakukan sekarang, cucu-cucuku dan orang lain yang datang yang akan memakannya. Oleh karena itu, aku menanamnya sekarang sebagai ganti agar kelak ada orang yang bisa menikmatinya”. Cerita tersebut ku ketahui ketika aku duduk bercerita dengan Bapak di teras rumah dan bercakap tentang pohon mangganya yang mulai bertumbuh besar.

Percakapan tersebut menjadi sebuah kesaksian yang hidup bagi saya, dilahirkan dari sebuah kesadaran untuk selalu berjuang atau berproses dalam refleksi iman sampai kedatangan Tuhan Yesus kembali.  Iman yang aktif. Amin.

Pdt. Jetti Lisantri Samosir, M.Th.

  • Share:
author avatar
stbibelvrouw

Previous post

Pelaksanaan HU RI Ke 78 di STB HKBP
August 21, 2023

Next post

Renungan, Senin 28 Agustus 2023 (Amsal 14:26)
August 29, 2023

You may also like

images
Renungan Senin, 11 November 2024
11 November, 2024
maruhum
Ibadah Senin, 4 November 2024
4 November, 2024
Sukacita-Bersama-Yesus
Renungan Pagi, Senin, 21 Oktober 2024
21 October, 2024

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact Us

SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP

Jln. Partahan Bosi Hutapea No. 1 Laguboti 22381
Toba Samosir-Sumatera Utara-Indonesia
Email:stb.hkbp
Telp.0632-331502

Official Site by Webmaster @ Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP.