Renungan Pagi, Senin 13 Mei 2024; Yohanes 3:17 (TB 2)
Renungan Pagi, Senin 13 Mei 2024; Yohanes 3:17 (TB 2)
Yohanes 3:17 (TB 2)
“Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia.”
Apa yang anda atau kamu pikirkan tentang gambar ini? What do you think about it?
Konteks historis ayat ini sangat penting. Ini adalah bagian dari percakapan antara Yesus dan Nikodemus, seorang pemimpin Yahudi, yang datang pada malam hari untuk bertemu dengan Yesus. Nikodemus adalah seorang Farisi dan anggota Sanhedrin, dewan agama dan politik Yahudi pada zaman Yesus. Kedatangan pada malam hari bisa memberikan kesempatan ingin memiliki percakapan yang lebih pribadi dengan Yesus, tanpa gangguan dari orang lain yang mungkin mendengarkan atau mengintervensi. Selain itu, mengingat posisinya sebagai seorang Farisi dan anggota Sanhedrin, dia mungkin ingin menjaga ketertiban dan keselamatannya dalam menghadapi kemungkinan reaksi atau respon dari rekan-rekannya yang mungkin tidak setuju dengan pertemuannya dengan Yesus. Dalam percakapan tersebut, Yesus mengajarkan tentang perlunya kelahiran baru (dilahirkan dari Roh) untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Pernyataan Yesus ini tentu mengungkapkan esensi dari misi-Nya di dunia. Pertama, Yesus menyatakan bahwa kedatangannya tidak untuk menghakimi dunia. Ini menyoroti bahwa misi-Nya bukanlah tentang menghukum atau pun menghakimi, tetapi tentang memberikan kesempatan kepada manusia dan dunia ini untuk mendapatkan keselamatan. Hal ini bertentangan dengan ekspektasi banyak orang pada masanya, yang mengharapkan seorang Mesias yang akan datang untuk menghukum bangsa-bangsa yang tidak taat.
Nats ini juga mengingatkan pada masa lalu, ketika bangsa Israel diundang untuk mengarahkan pandangan mereka kepada patung ular tembaga sebagai lambang kehadiran Allah, supaya mereka selamat. Dalam Yohanes 3:14-15, diungkapkan “Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian pula Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Sekarang sama-sama kita ucapkan ayat 16: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia mengaruniakan anaknya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kini kita pun diajak untuk mengarahkan pandangan kita kepada Kristus, yang misi-Nya bukanlah tentang menghukum atau pun menghakimi, tetapi tentang memberikan kesempatan kepada manusia dan dunia ini untuk mendapatkan keselamatan.
Mengapa Kristus harus ditinggikan? Kristus harus ditinggikan sebagai tanda bagi manusia, ajakan untuk memandang-Nya sebagai penyelamat. Seperti ketika orang Israel melihat ular tembaga yang dibuat oleh Musa untuk keselamatan, demikian pula kita memandang Kristus, menemukan keselamatan.
Memandang Kristus, berarti menjadikan Kristus sebagai teladan dalam bersikap dan bertindak di tengah-tengah kehidupan, dimana pun kita berada. Memandang Kristus berarti bersedia untuk mengarahkan hidup kita terarah pada nilai-nilai Kristus (Kristus yang meraja dalam hidup kita, artinya kehadiran Kristus yang memberi pengaruh kuat dalam hidup kita, jadi bukan kita yang dominan dalam hidup kita atau mendominasi/mengontrol hidup orang lain, sesama kita). Oleh karena itu, seluruh area kampus dan asrama adalah ruang-ruang dimana kita berjumpa dengan Allah, melalui perjumpaan dengan sesame dan alam.
Apakah kita pengikut Kristus? Ya, bagi pengikut Kristus, ayat ini menekankan pentingnya misi untuk memberitakan Injil kepada dunia. Tujuan kita bukanlah menghakimi dunia, tetapi untuk membawa kabar baik tentang keselamatan yang tersedia melalui Yesus Kristus. Ini menegaskan pentingnya kasih, pengampunan, dan pelayanan dalam kehidupan orang percaya. Bersediakah kita berjumpa dengan Yesus (terlibat dalam misi-Nya?) Mungkin kita akan berada di fase seperti Nikodemus, diam-diam datang berjumpa pada Kristus, dalam doa-doa kita, ibadah kita, keseharian kita, ingin bercakap-cakap secara pribadi dengan Yesus, tanpa gangguan dari orang lain yang mungkin mendengarkan atau mengintervensi kita. Tidak apa-apa, datanglah, berjumpalah pada Kristus yang senantiasa menunggu kita, sebab pada-Nya ada keselamatan untukmu, untuknya, untuk siapa pun, untuk dunia ini.
Selamat memasuki minggu teduh, berjumpalah dengan Kristus di masa-masa persiapanmu untuk memasuki Ujian Akhir Semester. Tuhan memampukanmu. Amin
By: Pdt. Jetti Lisantri Samosir, M.Th.