Renungan Pagi, Senin, 2 September 2024
Khotbah Senin Pagi (2 September 2024) di Ibadah Kampus STB HKBP
Roma 12:1-8
Kisah rasul 10:1-8
Matius 7:13-14
Semalam kita mendengarkan bagaimana Allah seolah-olah menuntut dari umat ketaatan untuk melakukan kehendakNya.
Sebenarnya Allah tidak menuntut. Allah merindukan supaya kita tetap terpelihara hidup.
Supaya kita tetap hidup sebagai orang merdeka, orang bebas, orang pilihan, Allah mencurahkan isi hatiNya, pikiranNya, kehendakNya yang terbaik untuk dimiliki oleh umat pilihan.
Allah telah mengerjakanNya. Menunjukkan kesetiaanNya, Membebaskan, memelihara dan menuntun umat pilihannya pada hidup yang berlimpah kasih setia.
Dia akan terus melakukanNya bagi Israel.
Inilah yang Allah serukan bagi Israel.
Pegang terus apa yang aku Firmankan kepadamu.
Miliki itu sebagai perhiasanmu. Maka dengan demikian kamu akan kaya dalam kebaikan Allah.
Hiasi dirimu dengan pikiran Allah, Ajaran Allah, Nasihat Allah, hikmat Allah.
Maka semua itu akan membuat engkau cantik berkilau,
- Orang yang memandang, Ini beda ini tamatan Bibelvrouw ini
- Ada kuasa yang hebat yang memagari, menyokong. Kecil ini badannya tapi kreasinya luar biasa.
Dalam Iman akan kebaikan Allah yang disediakan bagi kita:
Karena ketaatan pada Petunjuk Allah/Firman Allah yang Hidup/Hikmat/kebijaksanaan Allah.
Akhirnya orang yang melihat:
Ulangan 4:6 Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.
Firman Allah/Pikiran Allah/Kehendak Allah itu yang mentransformasi.
Bukan Pikiran kita/Keingan kita/kamauan bahkan bukan kekuatan kita.
Ah muba nama ahu ninna hita…
Berubah menjadi baik, adalah pekerjaan Allah dalam hidup kita.
Oleh karen itu, kita yang percaya sebenarnya di anugerahi karunia-karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan
BUKAN HANYA untuk BERUBAH:
TAPI untuk MENGUBAH
Karunia-karunia itu adalah pikiran-pikiran Allah yang baik bagi kita.
Kita hanya diminta untuk mengerjakanNya sesuai dengan Iman kita.
Apakah artinya kita melakukannya sesuai dengan Iman Kita?
Kita melakukannya dalam keyakinan bahwa semua karunia, kekhususan, keistimewaan yang ada pada kita adalah pemberian semata dari Allah (silehon-lehon).
Perbuatan baik adalah pemberian Allah bagi kita:
Ibrani 13:20-21 Maka Allah damai sejahtera, ……………. kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
2 Timotius 3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik
- Sebut dulu apa yang baik yang sudah kita buat di kampus ini?
- Banyaklah ya… Tak terhitung
Kita yang melakukannya dalam Iman, akan mengatakan aku bisa karena kebaikan Allah.
Kalaupun aku bisa melakukan yang baik, sebenarnya kebaikan yang aku buat itu hanya serpihan saja dari jutaan kebaikan lain yang bertebaran di kampus ini.
Dohot do Durian menyumbang kebaikan di kampus on????
Dohot Kueni?
Dohot do biang menyumbang kebaikan di kampus on???
Dengan karunia yang dimilikinya mereka menyumbangkan potensi diri demi kebaikan bersama.
Dung madabu Durian i, hea di dok manang aha?
Dung madabu Kueni I hea di dok manang aha?
Mereka melakukannya di dalam Iman. Kepatuhan terhadap ketetapan Allah dalam diriNya
Kita pun berlomba melakukan di dalam Iman. Di dalam kekaguman, rasa hormat, rasa syukur atas ketetapan Allah bagi kita.
Biarlah dosen mengerjakan kedosenannya di dalam Iman. Menyumbangkan buah terbaik dari panggilan sebagai dosen, dalam kerterbatasan kita menjadi topeng Allah merawat kehidupan bersama di kampus ini.
Biarlah Tenaga kependidikan mengerjakan kepegawaian kita dalam Iman. Mengabdikan kualitas terbaik, dalam keterbatasan kita menjadi penampakan Kristus, melalui pengabdian bagi kampus ini.
Demikian kita mahasiswi mengerjakan panggilan kita dalam Iman. Memikirkan dan Mempersembahkan karya terbaik dari jam-jam hidupmu, kualitas terbaik dari tenaga dan pikiranmu bagi kampus dan Masyarakat yang kita layani.
Dalam Iman, kita melihat setiap orang di sini entah satu frekwensi atau beda frekwensi, satu selera atau tidak, adalah bagian dari diri kita. Kita satu Tubuh di dalam Kristus. Amin?
Sebenarnya kita terus terpelihara satu di dalam Kristus karena ada pikiran Allah yang baik yang dia titipkan di kampus ini.
Ada cita-cita Allah yang luar biasa sebelum kita semua tiba di kampus ini.
Cita-cita Allah itu/ PikiranNya yang besar untuk kampus STB ini, terus ia pertaruhkan.
Kepada cita-cita inilah semua kita menyandarkan diri.
Kepada pikiran Allah itulah kita kiranya terus mencari tahu apa yang Dia kehendaki melalui hidup kita masing-masing.
Dalam ketaatan, dalam ucapan syukur, dalam kerendahan hati, kita mengerjakan semua panggilan kita, karena kita kaya dengan kebaikan Allah, kita kaya dengan petunjuk Allah,
ke sanalah kita bernaung, ke sanalah kita berlindung, ke sanalah kita memohon tuntunan, ke sanalah kita mohon pembaharuan akal budi, kesanalah kita memohon kebijaksanaan dalam menjalani hidup kita yang sungguh istimewa dan terberkati ini.
Oleh “Pdt. Dr. Ronald Pasaribu”