Renungan Senin, 7 Maret 2022, Yeremia 4:14.
BERSIHKANLAH HATIMU!
Yeremia 4:14 : Bersihkanlah hatimu dari kejahatan, hai Yerusalem, supaya engkau diselamatkan! Berapa lama lagi tinggal di dalam hatimu rancangan-rancangan kedurjanaanmu?”
Buri ma roham sian hajahaton, ale Jerusalem, asa maruli panumpahion ho. Sadia leleng on marmalam angka sangkap ni jeam dibagasan roham”
YKS Nats ini adalah kata nubuat dari Nabi Yeremia kepada bangsa Israel di Yerusalem tentang murkah Allah, Dimana kehidupan bangsa Israel sudah menjijikan dimata Tuhan, mereka telah hidup dalam kedurjanhan yaitu hidup berlumurkan dosa, menyembah dewa-dewa berhala, bersikap seperti orang-orang yang tidak taat kepada perintah-perintah Tuhan. Ketika bangsa itu tidak lagi tunduk kepada perintah-perintah Tuhan, maka murkah Tuhan tidak terhempang akan menghaguskan bangsa itu hingga tinggal puingpuing, Namun Allah Pemarah tetap menaruh kasih, dimana Nats ini mengajak kepada sisa-sisa/puing-puing yang menyadari perbuatanya dan mau kembali hatinya kepada Tuhan, Dikatakan bersihkanlah hatimu dari kejahatan, hai Yerusalem supaya engkau diselamatkan…..kembali dengan membersihkan hatinya dari kejahatan-kejahatanya.
Persoalan membersihkan hati merupakan perkara yang tidak gampang. Sebab tidak sama dengan seperti membersihkan tubuh dari kotoran, bisa dibersikan dengan mengosok sabun dan juga membasuh pake air bersih tak sulit kan.. tetapi membersikan hati dengan apa.. tentu membersihkan hati berarti kita harus membuang yang tidak baik dari dalam hati kita sendiri.
Sebagai pengalaman hidup, kita pernah membuang sesuatu dalam hidup, membuang benda atau barang. Misalnya membuang benda atau barang yang sudah tidak berguna dan tidak bermanfaat lagi walaupun sudah beberapa kali diperbaiki di service tetap tidak bermanfaat lagi akhirnya barang tersebut dibuang atau mungkin bagi yang ekonomis barang tersebut digudangkan berpikir ketika ada pembeli barang rongsokan bisa dijual, Pada hal ketika digudangkan dan lama-lama bisa buat masalah karena barang tersebut tidak berguna dan laku dijual, bagainama pun barang yang tidak ada artinya, atau tidak bermanfaat bagi hidup kita bersihkan dengan cara membuangnya habis. Sebab mustahil kita akan membuang benda atau barang yang bernilai dan bermanfaat bagi kita. Demikian juga dengan hati kita, Hati sebagai wadah/ tempat curahan kasih Allah : Roma 5: 5b: “Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kusus yang telah dikaruniakan kepada kita”. Galatia 4:6: Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita….Maka hati perlu dijaga dan bersihkan sebagaimana tempat kudusNya. Ada hal yang perlu kita bersihkan dari hati kita, yaitu hal-hal yang tidak berguna dalam kehidupan dan bahkan hal itu sudah membawa dampak buruk bagi kehidupan kita serta orang disekitar kita. Noname mengatakan “jika hatimu bersih maka hidupmu bersih dan indah.
Dalam Ilmu kesehatan Hati merupakan organ vital yang sangat berfungsi menawar dan menetralisir racun, mengatur komposisi darah yang mengandung lemak, gula, protein dan zat-zat lainnya. Hati juga membuat empedu, zat yang membantu pencernaan lemak di dalam tubuh. Ini menunjukkan bahwa hati memiliki peranan yang teramat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu kita semua dianjurkan untuk selalu menjaga dan merawat hati supaya tetap sehat dan selamat dari penyakit. Bagaimana caranya? Yaitu dengan rajin berolahraga dan menerapkan pola hidup yang sehat.
YKS Dalam Yeremia 4:14 “Bersihkanlah hatimu dari kejahatan, hai Yerusalem, supaya engkau diselamatkan!” dengan jelas ikut menyuruh kita untuk membersihkan hati, kenapa..? I. Hati adalah wadah/tempat curahan Roh Kudus. (Rom 5: 5b dan Galatia 4:6), maka perlu dijaga dan dibersihkan, sifat Roh Kudus adalah suci dan kudus, bisa kitabayangkan gambaran hati kita itu tidak kotor. Kotoran itu disebut Paulus adalah yang prilaku-prilaku yang jahat. Biasanya Hati-hati dengan perkataan lain di hati lain di mulut. Maka dengan cara apa kita membersihkan hati kita YAITU dengan cara membuang segala yang jahat dan yang kotor dari hati supaya selama hidup kita DENGAN MENGISI FIRMAN TUHAN. Artinya kita diminta untuk melakukan yang benar sebagai mana Tuhan inginkan yang benar DALAM FIRMANYA. Apabila tidak demikian, maka kita membuat hidup kita tidak benar dan TENTU akan menerima kematian atau berarti kita sedang “memelihara” sesuatu yang dapat berdampak buruk dalam kehidupan kita dan orang disekitar kita. Nabi Yeremia meminta kita perlu untuk benar-benar sadar melihat murkah Tuhan ketika perbuatan hati kita jahat dan melakukan kejijikan di mata Tuhan (4:1), kita diajak untuk meninggalkan hati jahat dan kotor sebab hal itu tidak berguna dan bernilai sebagaimana hidup yang sudah dipilih Tuhan, hidup sebagai anak-anakNya atau pewarisNya.
RENUNGAN; membersihkan hati atau membuang kejahatan dari hati kita? Caranya adalah menerima Firman Tuhan dengan pertolongan Roh Kusus ke dalam hati yang benar dan bersih dan dicerminkan dalam bersikap baik hati dan kerendahan hati. Meskipun mungkin firman Tuhan berbicara keras bagi kita atau mungkin pula firman Tuhan mengganggu kenyamanan kita yang sedang dalam kubangan dosa, demi keselamatan yang kekal kita harus mau membuka hati kita untuk firmanNya. Jangan menunggu waktu dan menghandalkan kemampuan kita, sebab waktu Tuhan bukan tergantung waktu kita dan bukan tergantung selerah kita. Lebih cepat meninggalkan kejahatan-kejahatan dan perbuatan pelangaran-pelangaran dari hati kita yang benar maka anugrah Tuhan lebih cepat dicurahkan dalam hati kita. Sebab firman Tuhan yang berkuasa dalam hati kita akan memampukan kita membuang segala kejahatan dan kekotoran dari hati kita. Firman yang hidup dan berkuasa itu pula akan menyelamatkan kita. Akhirnya, tidak ada lagi perkataan berapa lama lagi tinggal didalam hatimu rancangan-rancangan kedurjanaanmu yaitu segala yang jahat dan kotor? Karena hatimu, hati kita sudah ditempati oleh Roh KudusNya, sehingga hati kita adalah hati yang membangun kebaikan-kebaikan, kehidupan yang sehat dan kehidupan yang menyelamatkan bagi diri kita dan serta kepada orang lain. Bersihkanlah Hatimu, Hati yang bersih adalah hati yang indah dan damai atau syalom. Amen. DS.
Sumber: Deliana Simanjuntak, SH. MH.