Renungan Senin, 06 Desember 2021 Hagai 2:7
MEMBANGUN KARAKTER BAIT ROH KUDUS
Hagai 2:7
“Sebab beginilah firman Tuhan semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat.”
Latar Belakang
Berkarya tak kenal batas usia. Nabi Hagai terus berkarya meski usianya kira kira 70-80 tahun, ia menulis kitab ini. Ketika itu tahun kedua, bulan keenam dan hari yang pertama masa pemerintahan Raja Darius dari Persia, 520 SM (1:1).
Pada tahun 538 SM Raja Koresy dari Persia mengeluarkan maklumat mengijinkan orang Yahudi buangan untuk kembali ke negeri mereka membangun Yerusalaem dan Bait Suci Salomo yang dibinasakan pasukan Nebukadnezar tahun 586 SM. Negeri orang Yahudi telah 48 tahun terabaikan menjadi reruntuhan, dibangun kembali merupakan pengenapan nubuat para nabi; yaitu Yesaya (Yes 45:1-3) dan Yeremia (Yer 25:11-12,29:10-14) serta syafaat Daniel (Daniel 9).
Semula rombongan pertama 50.000 orang Yahudi kembali ke Yerusalem, meletakkan dasar Bait Suci yang baru tahun 536 SM dan membangun dengan gembira serta harapan besar. Namun orang Samaria dan para tetangga negeri itu menentang serta mematahkan semangat para pekerja sehingga pembangunan tersebut terhenti pada tahun 534 SM. Akibatnya timbullah kelesuan rohani dalam kehidupan orang Yahudi dan mereka mulai membangun rumah masing masing tanpa meneruskan pembangunan Bait Suci.
Di tengah kelesuan rohani yang berkepanjangan, kira kira 14 tahun lamanya, kemudian tampilah Hagai ditemani Nabi Zakharia yang lebih muda. Mereka berdua menggugah saudara sebangsanya melalui Zerubabel (gubernur) dan Yosua (imam) untuk melanjutkan pembangunan kembali Bait Suci sampai tuntas dan akhirnya ditahbiskan tahun 516/515 SM.
Penjelasan Nas
Seluruh kitab Hagai berisi 2 pasal dan 38 ayat. Nas ini merupakan seruan Tuhan melalui nubuat Nabi kepada bangsa pilihanNya agar harapan (iman) mereka terus menjadi kokoh. Orang Yahudi meyakini kehadiran serta kemuliaan Tuhan Allah di tengah kehidupan mereka dilambangkan dengan adanya Bait Suci.
Ide awal pembangunan Bait Suci diprakarsai oleh Raja Daud (1 Tawarikh 22:5) dan dilaksanakan kira kira 7 tahun oleh anaknya Salomo sehingga terkenal dengan sebutan Bait Suci Salomo, menjadi bangunan bersejarah termegah dan termasyur di seluruh dunia pada abad ke X SM serta kebanggaan orang Yahudi. Oleh karena itu, mereka bersemangat menyelesaikan pembangunan kembali Bait Suci di Yerusalem setelah mendengar firman Tuhan melalui nabi Hagai “Sebab beginilah firman Tuhan semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat.”
Melalui perubahan perubahan yang terjadi di alam semesta sesungguhnya Tuhan Allah bertindak menggenapi firmanNya. Allah Pencipta menggoncang langit dan bumi, laut dan darat menyatakan kedaulatanNya terhadap alam semesta ciptaanNya. Pada akhirnya setelah habis waktu kasih karunia maka Allah akan mengabiskan semesta alam, meruntuhkan seluruh tatanan dunia dan menghukum setiap individu yang menentang kehendakNya, seperti menghukum orang Samaria dan bangsa bangsa lain yang menentang pembangunan Bait Suci pada masa Nabi Hagai.
Sekaligus Firman ini menubuatkan kedatangan Mesias ke bumi dengan kuasa dan kemuliaan untuk memulihkan serta mengokohkan Bait Suci. Kemuliaan Allah akan memenuhi Bait Suci seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya dan Mesias (Kristus) akan berdiam di antara umatNya dalam sejahtera sebagai Juruselamat yang Mahamulia (bandingkan bacaan pagi, Yesaya 4:2-6).
Implementasi
Janji Allah mengenai kedatangan kembali Kristus segera ke bumi dengan kuasa dan kemuliaan besar sehingga menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat. Hal ini pasti digenapi sesuai janji dan waktu Tuhan, bukan waktu manusia karena tak seorang pun mengetahuinya.
Tahun gerejawi yang kita rayakan saat ini adalah empat Minggu masa Advent yang terus berulang setiap tahun. Advent artinya seluruh orang percaya Kristus menantikan kedatanganNya kembali segera ke bumi menjemput “pengantinNya” untuk masuk ke dalam kemuliaan sorgawi. Masa penantian (Advent) merupakan waktu yang panjang bagi kita karena semua orang rindu kebahagian abadi di sorga. Menunggu lama dalam batas waktu yang tak dapat ditentukan bisa menimbulkan “kelesuan rohani” seperti yang dialami oleh orang Yahudi pada masa Hagai.
Sahabat Kristus, mari sejenak kita menyelami pikiran dan hati, merenungkan pertanyaan ini:
- Apa yang sudah saya (kita) bangun sepanjang masa penantian kedatangan kembali Kristus ke bumi?
- Apa yang masih akan dapat saya (kita) bangun dalam kehidupan di bumi?
Penantian kedatangan kembali Kristus (Mesias) ini menjadi masa ujian kehidupan bagi kita orang percaya. Iman kita diuji untuk menjadi setia dalam melakukan rencana dan kehendak Tuhan (bandingkan bacaan malam, Roma 8:22-25). Orang Yahudi diuji kesetiaannya untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci di tengah cemooh dan penentangan bangsa bangsa di sekitar mereka. Bila kita renungkan, tentunya yang dihadapi dan dilakukan oleh orang Yahudi di masa nabi Hagai bukanlah hal yang mudah namun dengan kekuatan Firman yang diimani, mereka menang dalam ujian kehidupan. Demikian juga hendaknya kita menjadi pemenang kehidupan dengan membangun karakter diri sebagai bait Roh Kudus (Bandingkan 1 Korintus 6:19-20).
Pandemi Covid-19 sejak 2019 yang belum terpulihkan telah menimbulkan kelesuan dalam berbagai aspek kehidupan dunia. Kita sepantasnya tidak lagi membanggakan pembangunan gereja secara fisik, besar besaran. Cukuplah hal itu. Dampak pandemic memperlihatkan sekarang gedung gedung termasuk gereja menjadi kosong. Keadaan ini secara positif justru menjadi kesempatan “ujian” bagi para Sahabat Kristus untuk tampil sebagai individu ataupun komunitas “bait Roh Kudus” sehingga membawa shalom ke alam semesta.
Renugan ini saya tutup dengan ilustrasi sekaligus mengajak kita mengimani bahwa hidup di dunia ini ibarat “masa sekolah” atau “kuliah kehidupan”. Suatu hari Tuhan Yesus pasti datang menentukan: bagi yang kuliahnya tamat akan mendapat gelar “Kamu yang diberkati oleh Bapaku” atau HYS (hambaKu yang setia) dan wisuda di sorga. Sementara yang kuliahnya tak pernah tamat menjadi mahasiswa abadi di dalam api yang kekal (neraka), bandingkan Matius 25:31- 46. Mari kita membangun diri, bangsa dan negara serta dunia selama ada kesempatan. Kiranya terang firman Tuhan menuntun kita setia menjalaninya sampai tamat. Amin.
Selamat dan semangat ujian akhir semester Ganjil 2021/2022 bagi mahasiswa.
Ibadah online pagi di STB. Senin, 6 Desember 2021. Penyaji Renungan: Bvr. Theresnaria Yuliatur Situmorang, S.Psi.,M.Psi.