Renungan 13 Desember 2021, Yesaya 40: 10
Yesaya 40: 10
“Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan dihadapan-Nya”.
Saudara-saudara yang Kekasih
Dapatkah kita membayangkan jika hidup kita ini tanpa campur tangan Tuhan? tentu jawabannya “tidak” karena apapun dalam hidup kita ini adalah berkat campur tanganNya. Karena sesungguhnya seluruh otoritas hidup kita berada dibawah kendali-Nya. Melalui nast pagi kita ini kita akan belajar tentang kemahakuasaan dan kasih Allah yang menyelamatkan. Bangsa Israel pada konteks nast ini sedang berada di dalam pembuangan. Mereka mengalami penderitaan, ketidakadilan, penindasan, dan kekerasaan, dalam situasi yang berat itu mereka dipaksa harus ikut sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh bangsa yang memperbudak mereka yaitu pada penguasa Babel. Dalam keberadaan yang demikian bangsa Israel akhirnya membuka diri dan hatinya untuk melihat bahwa mereka membutuhkan pertolongan Allah, hanya Allah yang mampu membebaskan mereka.
Bangsa Israel menyadari bahwa mereka tidak bisa hanya meratapi penderitaannya, tidak cukup hanya melihat pembuangan itu sebagai penderitaan yang harus tetap mereka jalani, karena sesungguhnya bangsa Israel merindukan kehidupan mereka bersama Allah sebelum pembuangan. Dalam kesakitan itu mereka berseru kepada Allah untuk dilepaskan. Maka Allah berfirman melalui nabi Yesaya yang menubuatkan akan keselamatan yang dari Allah. Di ayat 1-2 dikatakan: “Hiburkanlah-hiburkanlah umat-Ku. Demikianlah firman Allahmu. Tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan, dua kali lipat karena segala dosanya. Allah selalu punya cara bagaimana harus mengajar umatNya agar kembali kepadaNya. Allah mengasihi umatNya? Tentu Ya, namun Allah juga tidak akan membiarkan umat pilihaNya berbuat yang tidak seturut dengan kehendakNya, sehingga karena kesalahan bangsa Israel, seperti yang telah kita ketahui melalui sejarah perjalanan bangsa Israel yang selalu menyimpang dan menduakan Allah. Allah murka kepada bangsaNya, sehingga mereka harus dihukum. Hukuman ini bertujuan agar mereka menyadari bahwa tidak ada kuasa manapun yang lebih berkuasa kecuali Allah. Bangsa Israel harus melihat dan menyadari bahwa hukuman ini adalah cara Allah membentuk umatNya untuk hidup dengan benar. Hukuman akibat dosa yang mereka lakukan haruslah menjadi evaluasi bagi umat Israel untuk hidup dengan benar sebagai umat pilihan Allah. Ditengah penderitaan dan kesesakan yang mereka alami, lalu mereka berseru meminta pertolongan kepada Allah, disinilah kasih Allah kembali dinyatakan, bahwa sekalipun Allah murka dan mengatakan bahwa mereka harus dihukum, bukan berarti kasih Allah putus terhadap mereka, akan tetapi Allah ingin menunjukkan bahwa kemahakuasaan Allah akan dunia ini. Allah akan dikenal sebagai Allah Israel yang telah membebaskan mereka. Nubuatan tentang kedatangan pembebas mereka sebagaimana raja perang yang gagah perkasa yang mampu membawa mereka keluar dari perbudakan ke tanah Kanaan hidup dengan benar bersama dengan Allah. Dalam nast ini dikatakan: Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan dihadapan-Nya”. Allah akan membebaskan mereka dan membawa mereka menuju kehidupan yang penuh dengan madu dan susu di tanah perjanjian yaitu tanah kanaan. Allah sendiri dengan kemahakuasaannya akan membawa bangsaNya keluar dari tanah perbudakan. Seruan Kata “Lihat” ingin mengumandangkan bahwa Allah perkasa tidak akan membiarkan umat pilihannya terpisah dariNya dan menjadi kepunyaan orang lain. Segala bangsa akan melihat dan mengakui bahwa Allah Israel adalah Allah yang penuh dengan kuasa yang membebaskan umatNya. Seagala kekuatiran, ratap tangis, penindasan dan penderitaan karena perbudakan itu akan dilepaskan dari mereka.
Saudara-saudara yang Kekasih
Ketika kita diperhadap dengan pergumulan, tentu kita akan merasakan tekanan, rasa sakit, kecewa, marah bahkan putus asa. Dalam keadaan ini apa yang akan kita perbuat? Kemana kita akan meminta pertolongan? Bagaimana kita akan melihat pergumulan itu?. Tentu masing-masing kita punya cara dan jawaban sendiri terhadap pergumulan yang kita alami. Ada orang yang akan melihat pergumulan itu menjadi sebuah pembelajaran, sebagai jalan evaluasi, atau bahkan menganggapnya menjadi sebuah hukuman yang membuat seseorang itu akan semakin tertekan, bahkan semakin putus asa. Lalu kepada siapa kita akan meminta pertolongan jawabnya tentu hanya kepada Allah saja. Ada saat dimana Allah membiarkan kita menahan penderitaan itu sebagai bentuk pendewasaan iman kita, untuk menyadarkan kita tentang siapa Allah dalam hidup kita. Melalui nast ini kita diajarkan untuk merenungkan kembali bagaimana relasi kita dengan Allah yang telah menciptakan kita. Segala yang kita alami haruslah kita lihat sebagai jalan untuk mengevaluasi keberimanan kita kepada Allah. Melihat kepada Allah karena hanya dia yang mampu menyelamatkan dan membebaskan kita dari pergumulan dan penderitaan kita.
Ditengah-tengah situasi kita saat ini, dimasa pandemi ini, tentu banyak sekali kekuatiran yang kita rasakan. Pandemi ini berdampak terhadap segala aspek kehidupan. Kematian, dan ratap tangis, dilumpuhkan secara ekonomi dan berbagai aspek lainnya. Kita juga mendengar bahwa aka nada gelombang ketiga dan varian covid, kemudian alam mengguncang kenyamanan hidup kita, meresahkan masyarakat kita, jika kita dalam situasi ini hanya akan berfokus pada pergumulan ini maka kita tidak akan mampu melihat kepada kemahakuasaan Allah. Pandemi ini, alam yang sekarang marah sehinggan mengguncang kehidupan kita juga harus menjadi evaluasi atas pola hidup kita. Evaluasi bahwa ini adalah bentuk teguran Allah kepada kita, maka dalam situasi ini yang harus kita lakukan adalah berseru kepada Allah, agar Allah membebaskan kita dari semua pergumulan ini. Mungkin juga diantara kita ada yang sedang bergumul karena pekerjaan, keuangan, bergumul karena keluarga, sahabat dan lain sebagainya, mahasiswa bergumul menanti hasil ujian, orang tua bergumul karena keuangan dan keluarga, hari ini dinubuatkan kepada kita bahwa sang pembebas telah datang kemenangan ada dipihak kita karena Allah mengasihi kita, dengan catatan bahwa kita datang dan berseru kepada Allah dengan sungguh-sungguh maka Ia dengan kemahakuasaannya dan kasihNya akan menyelamtakan kita.. Pada minggu ini kita memasuki minggu Advent yang Ke III, minggu dimana kita harus bersukacita untuk menyambut sang mesias juruselamat kita. Lihatlah bahwa penyelamat kita sudah datang, ini adalah janji yang nyata untuk kita. Dalam masa penantian ini mari kita mempersiapkan hati kita dengan baik, menjaga hati tetap setia, penuh sukacita untuk menyambut kedatangannya dengan benar sehingga kita tidak terdapat bercela pada saat kedatangannya. Amin
Bvr. Sartini Bondar, S.Mis