Renungan, 24 Oktober 2022, 2 Korintus 13 : 4
2 Korintus 13 : 4
“Sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup Bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah”.
Alai tarsilang pe Ibana dibagasan hagaleon, na mangolu do Ibana sian hagogoon ni Debata. Nang hami gale dibagasan Ibana, alai na mangolu do hami rap dohot Ibana sian hagogoon ni Debata dibagasan hamu.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus…
Surat 2 Korintus ini merupakan surat yang ditulis oleh rasul Paulus kepada jemaat di Korintus untuk memberikan kekuatan kepada jemaat dan mendorong mereka untuk tetap berbuat baik sesuai dengan injil yang mereka terima melalui pemberitaan Paulus. Dan pada pasal terakhir ini yang merupakan nasihat-nasihat terkahir sekaligus menjadi peringatan untuk jemaat Korintus. Paulus ingin memperingatkan jemaat Korintus yang juga sudah dinyatakan sebelumnya dalam pasal 12:19-21, bahwa Paulus tidak akan berbicara secara lunak lagi atau tidak akan sabar berkomunikasi dengan orang-orang yang masih melakukan dosa yang sebelumnya sudah diperingatkan Paulus. Situasi buruk tidak boleh terus berjalan.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus…
Seperti yang kita ketahui bahwa Korintus adalah adalah kota perdagangan yang artinya banyak sekali orang yang dating lalu Lalang ke daerah tersebut, sehingga banyak sekali kejahata-kejahatan yang mengancam iman mereka. Apakah mereka akan kuat atau akan ikut dalam arus globalisasi yang mendominasi di lingkungan mereka. Peringatan ini mengisyaratkan kepada jemaat bahwa mereka harus kuat dan tetap bertahan di dalam iman. Hal tersebut juga berkaitan dengan keabsahan kerasulannya. Namun Paulus mengingatkan mereka bahwa jika mereka mau mengubah cara hidup mereka dan tidak melakukannya lagi Ia tidak akan menggunakan kekuasaannya sebagai rasul. Memang sebagaian orang menganggap bahwa Paulus tidak bersahabat, dan terlalu keras dalam memberikan komentar dan menulis. Untuk hal tersebut jugalah Paulus mengirimkan surat ini untuk sedikit melakukan pembelaan diri bahwa sesungguhnya Paulus mengharapkan kesejahteraan mereka, artinya tindakannya selama ini adalah bagian dari ketulusannya kepada jemaat agar mereka hidup sesuai dengan injil yang mereka telah terima. Sehingga dia harus bertindak tegas kepada jemaat. Surat ini juga ingin menyatakan kepada mereka yang menganggap dia sebagai rasul yang lemah (karena memang dalam konteks nats ini ada Sebagian orang yang menyatakan atau menganggap bahwa Paulus sebagai rasul yang lemah) mereka akan melihat bagaimana kuasa Kristus akan bekerja di dalam dirinya, saat kedatangannya yang ketiga kalinya di Korintus, Paulus berharap agar mereka kuat terhadap godaan dan tantangan imoralitas yang sangat mencolok. Dengan semuanya itu mereka harus kuat dan beretobat sebagai orang Kristen yang adalah pengikut Kristus, yang dalam kelemahan itu mereka harus menjadi kuat. Paulus juga menggambarkan bahwa kondisi ini juga sering terjadi kepada kita, dimana kita sebenarnya adalah orang dalam posisi yang lemah. Dalam kehidupan ini, tentu banyak sekali tantangan yang kita hadapai baik itu yang bersumber dari lingkungan kita maupun dari dalam diri kita sendiri. Berhadapan dengan dunia ini kita sungguh adalah orang yang lemah, namun kita akan dikuatkan jika kita sungguh-sungguh mau percaya dan menghidupi injil. Karena kita lemah di dalam Dia tapi kita kuat karena kuasa Allah. Hal itu jelas dikatakan dalam nast renungan pagi ini “ Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah”. Ini merupakan sebuah kesaksian atau pernyataan iman yang mengalami perjumpaan secara langsung bersama dengan Kristus.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus…
Peristiwa salib dan kebangkitanNya merupakan bukti nyata akan kuasa Allah. Dan ini jugalah yang kita Imani sampai saat ini bahwa kematian dan kebangkitanNya mengalahkan maut adalah bukti kuasa Allah yang nyata, dan itulah yang membrikan kekuatan kepada kita untuk menjalani kehidupan kita dan oleh karena itulah kita kehidupan baru. Namun mengapa disebutkan sebagai kelemahan dalam nast ini oleh Paulus? Adalah karena Yesus Kristus disalibkan karena kelemahan kita, disebut sebagai kelemahan adalah karena beban dosa yang ada pada diriNya: kematianNya adalah bukti mutlak dari ketidakberdayaanNya. Peristiwa salib adalah tugas yang tidak dapat Dia tolak dari Allah. Kelemahan itu adalah oleh karena keberdosaan manusia yang dilimpahkan kepadaNya. Dari kaca mata manusia sungguh tidak ada kuasa yang tampak Ketika Yesus tergantung pada salib, karena orang yang disalib itu dianggap sebagai orang yang terkutuk., meskipun sesunguhnya yang ditanggungNya adalah dosa manusia. Dosa manusia yang banyak itu dilimphkan kepada Yesus sehingga Ia menjadi lemah. Namun demikian Yesus menerima semua keadaan itu dan mati di kayu salib. Akan tetapi sesungguhnya kematianNya adalah bukti dari kuasa Allah, karena kuasa Allah justru berkerja pada peristiwa tersebut. Salib adalah bukti kuasa Allah yang bekerja di dalam kelemahan itu, sehingga Yesus hidup dalam kuasa dan kemuliaan Allah.
Demikianlah yang ingin digambarkan oleh Paulus kepada kita pada saat ini. Paulus menyadari bahwa dari kemanusiaannya dia memiliki kelemahan sebagai pelayan Kristus, bahkan dia menyebut”duri dalam daging). Paulus menyadari bahwa dia hanya akan bermegah didalam injil dan kuasa Kristus karena dia menyadari kelemahannya. Sebagai pelayan kristus banyak tantangan, penderitaan sebagai orang yang akan membawa kematian Yesus didalam tubuhnya, namun dia juga menyadari bahwa kelemahan itu bukanlah penghalang bagi kuasa Kristus, karena peristiwa salib itu telah menghidupkannya, kuasa Allah nyata dan itulah yang menjadi kekuatannya. Kelemahan itu mengangkat dia untuk menjadi lebih kuat lagi karena ada Kristus yang bersama-sama dengan dia untuk membangkitkan dia dari kelamahan itu dan hidup dalam kuasa Allah, sehingga dia akan tetap kuat dan tetap bersukacita didalam kuasa Allah. Inilah juga harapannya agar setiap jemaat kuat dan hidup dalma sukacita dan pengharapan bersama dengan kuasa Allah.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus…
Nast Firman ini mengingatkan kita bahwa orang percaya penuh dengan kelemahan, namun kelemahan didalamm Kristus akan membangkitkan dan menyelamatkan serta mengeluarkan kita dari beban yang ada sehingga kita hidup dalam kuasa Allah yang berkemenangan asal kita percaya dan mau tunduk kepada kehendak Tuhan. Mungkin kita menganggap bahwa kita tidak bisa melakukannya, namun Ketika kita mau menyadari kelemahan itu dan percaya akan kuasa Allah maka Roh Kudus akan menolong kita untuk melakukan apa yang mungkin kita piker atau orang lain pikir tidak bisa kita lakukan, karena kuasa Allah memampukan kita. Mari kita membuka diri, membuka cara berpikir kita dan membiarkan kuasa Allah dinyatakan dalam diri kita, sehingga kita bisa mengalami hidup yang berkemenangan dalam pengharapan didalam Allah, karena sesunguhnya “kuasa Allah nyata didalam kelemahan kita”. Amin…..
Sumber: Bvr. Sartini Bondar, S. Mis.