Renungan Pagi, Senin, 30 September 2024
Ayat bacaan : 2 Korintus 9: 10-14
Renungan : Amsal 15:16
Syalom bagi kita semua!
Saudara-saudari yang Terkasih dalam Nama Tuhan Yesus Kristus. Pada umumnya, manusia yang ada di dunia ini memiliki standard atau tolak ukur tertentu yang menunjukkan bahwa seseorang itu dapat dikatakan sukses ketika memiliki harta yang banyak, memiliki uang yang banyak. Itu mungkin sudah menjadi sesuatu hal yang biasa kita dengar dan lihat, dan bahkan diantara kita yang ada di tempat ini juga memiliki penilaian yang sama. Penilaian yang demikian tidak dapat kita katakan salah dan juga tidak dapat dikatakan benar 100%. Tapi itu merupakan suatu FAKTA.
Hal itu juga mungkin berkaitan dengan ucapan orang-orang yang mengatakan “molo adong hepeng, adong ma tondong” artinya jika kamu memiliki harta maka aka nada yang menganggapmu keluarga, hal ini sudah sering terlihat, ketika ada si A yang sudah menjadi orang sukses dan kaya maka dengan sendirinya, orang lain yang bukan siapa-siapanya pun akan mengatakan itu keluarganya, tetapi ketika tidak ada harta kita, maka keluarga sendiri pun bisa saja mengatakan tidak mengenal kita. Hal ini terdengar kejam, namun itu juga Fakta.
Itulah sebabnya, tidak heran ketika kita melihat orang-orang bekerja keras agar bisa menjadi orang kaya dan menjadi orang suskes. Karena ketika seseorang memiliki harta maka dia akan bisa membutuhi kebutuhan dan keinginannya. Pertanyaannya saat ini adalah salah tidak jika berpikir untuk sukses? dan salahkah jika kita ingin menjadi kaya?. Jawabannya tentu Tidak ada yang salah. Karena di Alkitab juga tidak ada dikatakan bahwa setiap orang Kristen tidak dapat menjadi kaya, tetapi dikatakan dalam 1 Timotius 6:10 (coba kita baca bersama). Tidak ada yang salah dengan keinginan kita untuk memperoleh harta dan menikmati harta yang kita peroleh di dunia ini, yang salah adalah ketika kita menjadi hamba uang, kita terlalu cinta uang hingga kita melakukan berbagai cara yang terkadang sudah berlawanan dan menyimpang dari iman kita. Tidak ada larangan untuk menjadi sukses dan kaya, namun yang menjadi persoalannya adalah bagaimana kita memperoleh hal tersebut. Jangan hanya karena ambisi yang kita miliki sehingga mengesampingkan kebenaran Firman Tuhan. Maka perlu ada hikmat, agar kita mengetahui apakah itu sesuai atau tidak dengan firman Tuhan.
Saudara-saudari yang Terkasih dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, ada satu topik yang menarik dalam renungan kita hari ini, yaitu tentang “KEKAYAAN DAN KESEDERHANAAN”. Ini merupakan dua hal yang sangat berbanding terbalik, jika pada umumnya kekayaan lebih disenangi daripada kemiskinan, namun ada saatnya kekayaan material yang sedikit itu, lebih berharga daripada yang banyak ketika hal itu diperoleh berdasarkan ketaatan kepada Tuhan dengan menjauhi kejahatan, ketika hal itu juga didasarkan pada rasa takut akan Tuhan dan kasih.
Raja Salomo dalam kitab Amsal ini juga beberapa kali menekankan tentang “Takut akan Tuhan”. Orang yang takut akan Tuhan akan menjalankan perintah-Nya dalam hidupnya setiap hari, selalu ada ketentraman dalam hatinya, apapun yang menjadi tantangannya akan dapat dihadapi. Ketentraman yang kuat memenuhi hatinya karena dia Tahu Tuhan melindunginya sama seperti seorang bapak yang melindungi anak-anaknya.
Rasa takut akan Tuhan juga akan membuat kita semakin terjauh dari rasa cemas. Cemas merupakan perasaan yang timbul ketika kita khawatir atau takut akan sesuatu hal. Mungkin diantara kita yang ada di tempat ini juga ada yang sedang mengalami rasa cemas yang berlebihan akan sesuatu hal yang belum tentu terjadi. Misalnya pada minggu ini, adik-adik mahasiswa akan mengikuti UTS, biasanya pada saat-saat ujian seperti ini akan banyak yang mengalami stress dan juga mengalami rasa cemas karena takut nilainya turun, takut nilainya jelek sehingga tidak jarang juga yang sampai sakit karena terlalu overthinking. Untuk mengatasi kecemasannya, ada berbagai upaya yang dilakukan yaitu dengan begadang supaya dapat mempelajari materi daria bapak ibu dosen, bangun lebih cepat dari biasanya, tetapi ada juga orang yang ingin mendapatkan nilai yang tinggi tetapi dengan cara instan, salah satunya dengan membuat contekan. Ayat renungan kita hari ini mengajak kita semua untuk berlaku jujur. Kalau pun bapak ibu dosen pengampu mungkin tidak melihat kecurangan saudari, ingatlah Tuhan melihatnya dan bertobatlah. Mulailah jujur kepada dirimu sendiri juga. Nilai memang penting tapi kejujuran jauh lebih penting.
Hal kedua yang dapat kita ambil dari renungan kita hari ini adalah tentang mengucap syukur. Ada kata “Lebih baik…….Daripada”, itu menunjukkan ada rasa penerimaan dan rasa terima kasih untuk apapun juga yang terjadi dalam hidupnya. Mengucap syukur bukan hanya ketika mendapatkan keuntungan tetapi mengucap syukurlah untuk hal-hal kecil sekalipun termasuk ketika kita mengalami dukacita. Mengucap syukurlah karena bisa berada di tempat ini, mengucap syukurlah karena pagi ini boleh beribadah, mengucap syukurlah karena hari ini sudah UTS karena itu artinya setengah perjalanan dalam semester ini sudah selesai. Milikilah hati Takut akan Tuhan, maka kamu akan memiliki kemampuan untuk mengucap syukur juga.
Melalui firman Tuhan hari ini marilah kita menjadi seperti Salomo yang meminta Hikmat kepada Tuhan karena hikmat jauh lebih berharga dari harta materi apapun yang ada di dunia ini. Harta yang sedikit tetapi dengan oral yang baik lebih berharga dibandingkan dengan harta yang berlimpah tetapi dibarengi dengan ketidakbenaran.
Oleh “Novita Situmorang”